Sudah kodratnya orang tua mengajarkan hal baik kepada anak-anaknya. Kebanyakan orang juga secara tidak sadar “menggurui” untuk berperilaku baik ke anak-anak. Bahkan secara langsung bisa menjadi hakim, menilai siapa yang salah dan benar dari keributan kecil yang dibuat anak-anak saat bermain bersama.
Akan tetapi, banyak hal dari perilaku anak yang dapat diambil sebagai pembelajaran orang dewasa dan orang tua, antara lain:
Mudah melupakan
Ketika terjadi perselisihan saat bermain bersama, anak-anak dapat bereaksi teriak, menangis, merebut mainan yang dimaunya, dan lain-lain. Setelahnya, dapat cepat juga bermain kembali, tertawa bersama lagi. Tidak ada lagi kemarahan yang tersisa. Orang dewasa berselisih paham, terkadang bisa terjadi pertikaian yang lama. Setelahnya, apakah bisa bersua tanpa dendam?
Ceria tanpa beban masa lalu dan masa yang akan datang
Keceriaan anak-anak setiap harinya tanpa ada beban bisa ditiru. Menikmati waktu saat ini dengan sepenuh hati. Di dalam pelukan orang tuanya sudah bahagia, tidak khawatir besok akan terjadi apa. Tidak ingat kemarin menangis karena apa. Hal kecil, seperti bangun tidur melihat mama di sebelahnya sudah membuatnya tersenyum, sesederhana itu. Orang dewasa bisa memilih, sederhana atau kompleksitas?
Jatuh, bangun lagi
Anak yang baru belajar jalan, tertatih-tatih di setiap langkahnya. Setiap tersandung dan jatuh, semangat untuk berdiri dan mencoba jalan kembali. Jatuh-bangun merintis bisnis, meraih cita dapat mencontoh semangat dan optimisnya anak-anak.
Polos, tidak berprasangka
Orang dewasa tidak luput dari prasangka buruk ke orang tertentu, berpikir negatif dulu terhadap suatu kejadian. Di sisi lain, kita bisa mencontoh kepolosan anak-anak. Bahagia, sedih, kecewa, takut, bisa langsung tercermin di wajahnya. Bisa saling berbagi mainannya, bisa juga jadi saling berebut. Semua secara spontan, tidak ada intrik dan prasangka. Tidak peduli dengan pandangan orang lain karena mereka sibuk menjadi diri sendiri.
Eksplorasi
Selalu antusias dengan sesuatu yang baru dilihat, suka meneliti dan eksplorasi mainan baru, adalah karakter anak yang bisa mengingatkan kita kembali saat di titik jenuh, untuk semangat kembali dan berjuang.
Cinta tanpa syarat
Hal terbesar dari anak terhadap orang tuanya adalah menerima mereka apa adanya. Tanpa syarat. Biarpun orang tua memarahi anaknya, anak tetap menerima dan menyayanginya setulus hati. Suatu pelajaran untuk kita agar menyayangi dan peduli terhadap sesama tanpa ada tujuan di baliknya.
Menghargai hal kecil
Anak-anak tidak peduli dengan hal mewah atau mahal. Ia bisa menghargai hal kecil yang ia lihat. Misalnya diberi kejutan sebuah kotak kecil yang diberi sedikit coklat di dalamnya, sudah memberi kebahagiaan tersendiri untuknya. Orang dewasa pada umumnya melewatkan hal “kecil” yang sepintas remeh di matanya. Contohnya saja, menikmati hangatnya mentari pagi yang diberikan alam untuk kita.
Kreativitas tanpa batas
Saat kita memberi alat gambar dan selembar kertas putih ke anak, mereka sibuk menggerakkan tangannya tanpa ragu, mewujudkan imajinasi mereka. Dua buah lingkaran tidak beraturan, mereka ceritakan bahwa itu adalah kelinci. Imajinasi tanpa batas, memicu kreativitas. Sangat penting bagi orang dewasa mencari ide-ide baru, berinovasi dalam kerangka berpikirnya untuk menciptakan arah kehidupannya di berbagai hal (keluarga, karir, keuangan, dan lain-lain).
Sungguh luar biasa beragam perilaku anak. Berbagai sikap yang ditampilkan bisa menjadi bahan renungan tersendiri bagi kita.