Hidup Lancar dan Bermakna karena Beramal  

Sering kali kita mendengar bahwa beramal mendatangkan banyak manfaat positif bagi kita. Akan tetapi, sayangnya, dalam praktiknya, tidak sedikit orang yang merasa belum sanggup melakukannya karena menolong diri sendiri saja sudah terasa sulit, apalagi menolong orang lain. Banyak yang mengatakan, “Nanti saja, tunggu saya kaya baru saya akan beramal atau menolong orang lain.”

Namun, jika kita perhatikan, pada akhirnya kehidupan mereka biasa-biasa saja, tanpa ada perubahan yang berarti, bahkan tak jarang pula mereka semakin terpuruk. Kalau tahunya hanya banting tulang, itu bagaikan ada musim rontok tak bermusim semi. Bagaimana kita dapat menyemarakkan dunia dan mengamalkan budi luhur? Padahal, hidup di dunia ini hanya beberapa puluh tahun, tetapi jika kita sama sekali tak dapat merasakan kenikmatan buah Tao sungguh sangat kasihan dan disayangkan sekali, bukan?

Pada saat ini, kita semua menjalani kehidupan, yang merupakan bagian dari alam semesta (Tao). Tao (道) adalah kebenaran, jalan, atau ajaran yang benar yang harus kita tempuh untuk menjadi manusia yang sempurna. Tao ada di mana-mana dalam kehidupan kita sehari-hari. Segala sesuatu yang ada di dalam alam semesta ini, mulai dari orang-orang yang menghuni bumi, tumbuhan, makhluk hidup lain, ruang, waktu, materi, rezeki, energi, hukum yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan/cara-cara, ilmu pengetahuan, dan masih banyak lagi yang lainnya, semuanya merupakan bagian dari Tao.

Tidak jarang kita mendengar orang-orang mengatakan bahwa rezeki kita sudah ada yang mengatur. Siapakah yang mengatur rezeki tersebut? Secara logis, segala sesuatu terjadi karena adanya aksi dan reaksi, yaitu sebab dan akibat. Sebagai contoh, ketika seseorang menolong kita saat kita sedang dalam kesusahan, kita akan bereaksi untuk membalas kebaikannya, meskipun mereka tidak meminta kita untuk melakukannya. Sebaliknya, jika kita pelit kepada orang lain, kita tidak boleh marah dan mengharapkan pertolongan orang lain saat kita membutuhkannya.

Hubungan kita dengan semua yang ada di sekitar kita juga merupakan bagian dari Tao (道). Ketika kita peka terhadap kebutuhan sesama dan berusaha membantu sebisa mungkin, baik disadari maupun tidak, suatu saat semua kebaikan yang kita lakukan dapat berlipat ganda kembali kepada kita.

Berbuat amal tidak selalu harus mengeluarkan dana. Amal dapat berbentuk tenaga, waktu, pemikiran, ucapan baik, dan sikap baik yang membuat orang lain merasa nyaman berada di sekitar kita. Berbuat amal harus disesuaikan dengan kemampuan kita. Jika kita hanya memiliki dana, maka berdanalah sekuat kita bisa bukan ala kadarnya. Jika kita hanya memiliki tenaga atau waktu, maka gunakan tenaga atau waktu kita sebaik mungkin untuk kepentingan umum.

Semakin kita pelit, maka semakin kecil pula hasil yang akan kita terima. Namun, jika kita berbuat dengan sebaik-baiknya, maka suatu saat nanti kita akan menuai hasil yang manis. Kecepatan kita dalam merespons kebutuhan di sekitar kita juga berpengaruh terhadap kecepatan respons dari Tao kepada kita. Ibarat bola yang dipantulkan ke dinding, saat kita melemparkan bola dengan sekuat tenaga, bola akan memantul kembali dengan kuat; sebaliknya, jika kita lemah dalam memantulkan bola, respons baliknya pun akan lemah, bahkan mungkin tidak ada sama sekali.

Janganlah takut atau khawatir untuk beramal sekuat yang kita mampu karena dengan memberikan yang terbaik dari diri kita, tidak akan mengurangi rezeki kita sedikit pun. Malah, sangat mungkin untuk mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari apa yang telah kita berikan. Namun, berbeda halnya ketika seseorang kehilangan semangat dalam hidupnya; pada saat itu, orang tersebut menjadi layu seperti pohon yang mulai menuju kepunahan. Setelah kita berjuang hidup sekian lama, tetapi merasa hidup kita tak bermakna karena tidak mampu memberikan yang terbaik bagi orang lain, sungguh sangat disayangkan, bukan?

Hal terpenting yang perlu kita ingat adalah bahwa segala amal harus dilakukan dengan benar-benar spontan, tulus, ikhlas, niat baik, bukan untuk mencari nama, menonjolkan kekayaan, atau ada niat terselubung. Jika hati kita terkandung niat yang tidak baik, maka semua yang kita lakukan tidak akan berbuah baik, malah akan menjadi sia-sia. Mengapa memberikan sumbangan, beramal, atau berbuat baik harus dengan baik, benar, dan tepat sasaran? Ini karena memberikan sumbangan atau bantuan merupakan keadaan darurat atau kebutuhan mendesak. Jika kita memberikannya tidak tepat sasaran, maka kita bisa saja mencelakakan mereka yang menerima bantuan karena mereka menjadi bergantung pada sumbangan orang lain untuk hidup sehari-hari, tidak mau berdikari, dan tidak mau berusaha meningkatkan kualitas hidupnya sehingga kita yang beramal malah mencelakakan mereka.

Mari jadikan hidup kita bermanfaat dan bermakna dalam kehidupan sekarang!

Kaum xiu Dao (修道) dapat rezeki tahu sayangi rezekinya,
punya kekayaan tak lupa amalnya pula,
maka bertumpuklah jasa-jasa, justru dari itu, rezeki pun dapat makin berlimpah-limpah.
untuk memupuk mental mendapat hasil yang kekal kemudian juga mudah,
kaya segala bidang itulah ayoman Tao.(KItab Xiu Dao Bao Jian)