Dalam kitab Xiu Dao Bao Jian (修道寶鑑) tertulis sebagai berikut.
Manusia adalah puncak makhluk-makhluk, daya pikirannya menjadi super power. Manusia dari lahir menjadi mengerti dan menjalani, ini merupakan terjun ke dunia. Dari lahir menjadi mengerti dan hilang, merupakan keluar dari dunia.
Terjun ke dunia jadi Nabi-Nabi, keluar dari dunia jadi Dewa-Dewi, itu adalah rohani.
Jasad, daya, sukma merupakan tiga lingkaran. Jasad dalam lingkungan rupa, daya dalam lingkungan cahaya, sukma dalam lingkungan asli; berubah-ubah menjadi aneka rupa dinamakan Yek (hutang), berputar-putar bolak-balik hidup kembali dinamakan Tao (jalan).
Dari lahir menjadi mengerti, lalu menjalani atau hilang; dan Siu Tao kembali menemukan yang asli pula masuk lagi ke Tao; dengan keaslian yang konkret masuk bagian yang abstrak. Konkret dan abstrak jadilah Dai Cik, Dai Cik merupakan kekal abadi.
Kita Siu Tao kurang matang, belum kembali ke aslinya, maka masih terus bereinkarnasi dalam aneka rupa. Tak dapat kembali dengan kepolosan, itu namanya piutang (utang). Jadi, harus giat Siu Tao dan mencintai kehidupan baru dapat bebas dan polos masuk Tao sejati.
Tujuan utama siu Tao adalah memperbaiki diri menjadi lebih baik menuju kesempurnaan (zhen shan mei) melalui proses xiu xin yang xing (merevisi diri). Salah satu pencapaian dasarnya adalah menjadi manusia yang pantas disebut manusia. Mungkin kalimat ini terdengar aneh dan menimbulkan tanda tanya. Bukankah kita ini sudah manusia? Apa yang tidak pantas?
Jika ditelaah, manusia adalah makhluk yang paling tinggi derajatnya. Manusia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, yakni akal pikiran, daya nalar, dan hati nurani. Kelebihan ini menjadikan manusia mengalami perkembangan peradaban dari masa ke masa. Melalui perkembangan peradaban kehidupan, manusia menciptakan norma, adat istiadat, hukum, teknologi, dan lain-lain. Norma dan adat istiadat yang diciptakan membuat manusia mengenal etika, sopan santun, budi pekerti, dan moralitas.
Lantas, seperti apa manusia yang pantas itu? Tentu saja, manusia yang masih memiliki kelebihan-kelebihan tersebut di atas. Walaupun tidak tertulis, hidup sebagai manusia memiliki banyak aturan dan tanggung jawab yang harus dijalankan, misalnya menjalani hidup rukun dengan sesama, menjaga kesopanan, memiliki rasa toleransi, dan sebagainya.
Sebagai manusia, kita memiliki banyak peran dan tanggung jawab. Sebagai anak, sudahkah kita berbakti kepada orang tua? Sebagai orang tua, sudahkah kita memenuhi tanggung jawab sebagai orang tua yang baik? Sebagai pasangan, sudahkah kita menjadi teman hidup yang baik bagi pasangan kita? Apakah kita sudah mampu hidup secara mandiri dari segala sisi kehidupan sehingga tidak menjadi beban bagi orang lain? Selain itu, masih banyak lagi tanggung jawab lain yang harus kita penuhi.Dalam proses siu Tao kita belajar tentang zuo ren zuo shi de dao li (做人做事的道理). Meskipun tidaklah mudah, kita harus mengerti mengapa siu Tao begitu penting. Jika siu Tao kita belum matang, kita akan terus terbelenggu dalam lingkaran reinkarnasi.