Umat agama Tao menyembah Dewa-Dewi. Tiga Dewa yang utama, yaitu Mahadewa Thay Shang Lao Jun, Er Lang Shen, dan Jiu Tian Xuan Nu. Selain itu, ada juga Tian Shang Sheng Mu (Ma Zu), Wang Mu Niang Niang, Xuan Tian Shang Di, Fu De Zheng Shen, Guan Sheng Di Jun, Cai Shen Ye, Yue Lao Shen, dan masih banyak lagi.
Orang yang pernah melihat Dewa-Dewi akan mengatakan bahwa Dewa-Dewi itu ada. Tetapi, orang yang tidak pernah melihat atau membuktikan adanya Dewa-Dewi mungkin akan mengatakan Dewa-Dewi itu tidak ada. Orang yang sembahyang bertahun-tahun, kalau belum pernah melihat atau membuktikan adanya Dewa-Dewi, lalu mengatakan percaya seratus persen, maka ini seperti membohongi diri sendiri. Orang yang telah belajar Dao Yin Shu (Tao Ying Suk) dapat membuktikan sendiri keberadaan dan kekuatan Dewa-Dewi.
Sebagian orang jahat mengatasnamakan Dewa-Dewi untuk melakukan penipuan karena banyak orang yang hanya percaya atau takut, namun tidak bisa membuktikan keberadaan Dewa-Dewi. Setelah belajar Dao Yin Shu, kewaspadaan dan kecerdasan akan meningkat sehingga tidak mudah terjerumus atau tertipu oleh hal-hal tersebut. Kita tidak boleh asal percaya dan harus berhati-hati terhadap orang-orang yang mengatasnamakan Dewa-Dewi.
Menyembah patung Dewa-Dewi bukanlah suatu ketahyulan. Hal ini sama seperti menghormati bendera negara. Ketika kita menghormati bendera negara, sebenarnya kita menghormati negara kita, bukan kain benderanya. Ketika kita menyembah patung Dewa-Dewi, sebenarnya kita menyembah Dewa-Dewi, bukan patungnya. Patung digunakan sebagai sarana sembahyang. Patung tetap patung. Dewa tetap Dewa.
Dewa-Dewi tidak berada di dalam patung atau gambar-Nya. Beberapa orang percaya bahwa Dewa-Dewi dapat keluar masuk patung atau gambar-Nya. Bahkan, ada orang yang mengatakan bahwa gambar Dewa-Dewi tidak boleh dipigura dengan kaca; jika dipigura dengan kaca, maka kacanya harus dilubangi supaya Dewa-Dewi dapat keluar masuk. Ini menunjukkan sikap yang tidak menghormati Dewa-Dewi karena menganggap Dewa-Dewi keluar masuk dari lubang kecil seperti semut. Dewa-Dewi memiliki kekuatan gaib yang tiada tara, tanpa batas ruang dan waktu.
Dewa-Dewi itu agung dan mulia. Kita harus bersikap hormat kepada Dewa-Dewi, juga terhadap patung atau gambar-Nya. Oleh karena itu, patung atau gambar-Nya tidak boleh ditaruh di sembarang tempat. Patung Dewa-Dewi seharusnya diletakkan di atas meja dan gambar-Nya dipasang di tempat yang layak. Kita juga sebaiknya memilih patung Dewa-Dewi yang bagus dan rupawan untuk disembahyangi.
Manusia bersembahyang kepada Dewa-Dewi untuk memohon kesehatan, perlindungan, rezeki, umur panjang, kelancaran usaha, dan lain-lain. Namun, salahkan jika manusia tidak sembahyang? Apakah Dewa-Dewi akan marah? Sembahyang jangan dianggap sebagai beban, juga bukanlah suatu kewajiban. Dewa-Dewi tidak akan marah jika manusia tidak sembahyang. Justru manusia yang selalu mencari dan meminta pertolongan Dewa-Dewi.
Banyak orang menganggap Dewa-Dewi menggunakan uang sehingga mereka membakar uang kertas (kimcoa/gincua) untuk menunjukkan ketulusan hatinya, malah ada orang yang menganggap Dewa-Dewi bisa disogok dengan uang. Perbuatan ini sama sekali tidak berguna. Begitu pula dengan hio, lilin, dan sesajian. Dewa-Dewi tidak memerlukan uang, hio, lilin, dan sesajian yang dihidangkan. Sebaliknya, Dewalah yang memberikan berkah kepada manusia. Sembahyang tidak perlu dilakukan secara berlebihan, yang penting dilakukan dengan ketulusan hati. Apabila kita ingin permohonan kita dikabulkan Dewa-Dewi, kita sebaiknya berbuat lebih banyak amal.
Sebagian orang percaya bahwa Dewa-Dewi berkomunikasi dengan manusia dengan cara merasuki atau masuk ke tubuh manusia. Ini merupakan suatu pengertian yang keliru. Dewa-Dewi berkomunikasi dengan manusia melalui penglihatan gaib, pendengaran gaib, ling gan, tulis tangan, ucapan (pinjam mulut), atau mimpi.
Dengan belajar Dao Yin Shu, kita bisa merasakan keberadaan dan kekuatan Dewa-Dewi serta berkomunikasi langsung dengan Dewa-Dewi. Sebagai hasilnya, sembahyang menjadi lebih mantap dan xiudao (siutao) menjadi terarah.