Siap Menghadapi Perubahan

Sebagai umat Tao, prinsip atau kaidah utama yang selalu dijaga dan dipertahankan adalah Tao itu sendiri. Tao adalah “jalan”, jalan kebenaran yang harus diikuti umat manusia dan seluruh isi jagat raya. Namun, uniknya Tao itu sendiri selalu dinamis dan berkembang, maka ajaran Tao merupakan ajaran yang dinamis dan selalu berkembang mengikuti zaman. Dalam ajaran Tao Thay Shang Men, mengikis ketakhayulan dan mengembangkan kesadaran sebagai salah satu prinsip utamanya, hanya dengan pandangan yang luas dan pikiran terbuka dan mendalam, baru dapat mengerti dan menjalaninya dengan sepenuh hati.

Kaum bijak mengatakan, “Yang tetap adalah perubahan itu sendiri,” artinya tidak ada yang tetap di dunia ini, semuanya bergerak dan berubah dari waktu ke waktu. Matahari yang selalu bersinar di pagi hari pun sebenarnya mengalami perubahan terus-menerus. Bumi yang kita pijak setiap hari juga bergerak dan berubah setiap waktu. Hanya, terkadang kita sama sekali tidak menyadarinya. Jadi, alam tempat kita hidup ini selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, hanya manusia yang bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang akan bertahan hidup, sementara yang tidak bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan alam akan binasa.

Budaya Tionghoa yang sudah ribuan tahun sejarahnya, banyak memuat filosofi yang bernilai sangat tinggi, yang dapat kita gunakan untuk menghadapi perubahan-perubahan zaman dan persaingan global. Filosofi-filosofi tersebut memang kuno, tetapi tidak usang tergerus zaman dan masih mempunyai nilai yang sangat mendalam untuk menjadi panduan bagi hidup manusia masa kini. Filosofi tersebut antara lain sebagai berikut.

  1. Dinamis sesuai dengan kondisi yang berbeda (随机应变  suí jī yìng biàn)
    Umat Tao selalu mendambakan kelancaran dalam hidup ini. Salah satu cara supaya dalam hidup ini tidak banyak hambatan adalah dengan mempunyai pola pikir yang dinamis dan tidak kaku serta dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi yang berbeda-beda.
  2. Tegas dan lunak saling melengkapi(刚柔相济 gāng róu xiāng jì
    Sebagai seseorang yang menjalankan proses xiu Dao (siu Tao), dalam kehidupan nyata bermasyarakat dapat menerapkan pola pikir yang luwes, bisa tegas juga bisa lunak menyesuaikan kondisinya. Tegas dan lunak saling melengkapi menimbulkan kelenturan dan daya hidup sehingga eksistensinya dalam masyarakat bisa bertahan lama.
  3. Rendah hati dan selalu waspada(谦虚谨慎 qiān xū jǐn shèn
    Di dalam kitab suci Thay Shang Lao Jun dikatakan, “Membanggakan diri sering datangkan rugi, merendahkan diri tak hilang apa pun sejari.” Dengan sikap rendah hati, kita selalu dapat belajar sesuatu yang baru dari orang lain. Dengan selalu berhati-hati dalam berbicara dan bertindak, seseorang akan membuat nyaman lingkungannya sehingga ia dapat diterima dengan baik oleh lingkungannya.
  4. Selalu berusaha memajukan diri(自强不息 zì qiáng bù xī
    Perubahan zaman dan ketatnya persaingan sering membuat batin kita kacau-balau. Namun, alangkah baiknya jika kita mengerti bahwa lebih baik perhatian kita difokuskan untuk selalu memajukan diri, tak henti-hentinya mengasah, menempa, dan menggembleng diri, niscaya kita akan lebih tenang dalam menghadapi perubahan dan persaingan dunia.
  5. Dalam kondisi baik dan aman, selalu memikirkan antisipasi untuk kondisi bahaya dan sulit (安不妄危 ān bù wàng wéi
    Budaya Tionghoa lebih fokus pada pencegahan daripada pengobatan, tidak meremehkan hal-hal kecil yang berpotensi menimbulkan persoalan besar di kemudian hari. Maka dari itu, dalam kondisi aman kita harus selalu berpikir tentang antisipasi. Ini bukan berarti kita selalu merasa was-was atau tidak tenang, tetapi membangun kebiasaan untuk menyelesaikan masalah selagi masih kecil sehingga tidak menimbulkan petaka di kemudian hari.