Medioker

Di dalam ilmu statistika dikenal istilah bell curve atau kurva normal. Konsep ini menggambarkan distribusi data di mana sebagian besar nilai berkumpul atau berkisar di sekitar nilai rata-rata. Sebagai contoh, tinggi badan manusia. Hampir 70 persen manusia memiliki tinggi yang berada di sekitar rata-rata tinggi manusia. Sisanya, 25 persen berada di atas atau di bawah rata-rata dan 5 persen merupakan manusia yang tergolong ekstrem, memiliki tinggi badan yang sangat pendek atau sangat tinggi.

Begitu pula jika kita mengumpulkan data IQ manusia. Sebanyak 70 persen manusia memiliki nilai IQ rata-rata. Sisanya, 25 persen berada di atas atau di bawah rata-rata dan 5 persen memiliki nilai IQ yang sangat rendah atau sangat tinggi. Kurva normal ini adalah fenomena yang terjadi di mana saja sehingga kita tidak perlu merasa rendah diri jika kemampuan atau keahlian yang kita miliki dianggap medioker atau biasa saja.

Setiap orang pasti menginginkan kesuksesan dalam kehidupannya. Oleh karena itu, mereka berusaha keras mempelajari berbagai keahlian dan kemampuan untuk menunjang mimpi tersebut. Namun, sering kali apa yang mereka lakukan masih tergolong dalam 70 persen rata-rata manusia pada umumnya. Ketika hasil yang diharapkan tidak tercapai, kekecewaan besar pun muncul.

Kita tentu saja berkewajiban untuk berusaha keras sesuai kemampuan kita. Namun, kita juga perlu sadar bahwa kita mungkin hanyalah manusia medioker yang tidak akan mencapai titik ekstrem seperti 5 persen manusia spesial di luar sana dan ini bukanlah hal yang buruk.

Mari kita pikirkan kembali apa yang penting dan menjadi prioritas dalam hidup kita! Apakah menjadi manusia yang luar biasa hebat dalam satu bidang adalah tujuan hidup kita? Apakah menjadi seseorang yang sangat ahli dan sukses dalam bidang tersebut adalah tujuan hidup kita? Jika jawaban kita adalah “ya,” sebaiknya kita berpikir lebih dalam lagi.

Hidup kita tidak serta-merta didefinisikan hanya dari segala pencapaian. Ada banyak orang di luar sana yang bekerja keras, tetapi hasil yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan apa yang telah mereka korbankan atau berikan. Apakah ini adil? Mungkin tidak. Tetapi, jika kita bisa menerima bahwa hidup tidak selalu tentang pencapaian dan kesuksesan, kita akan lebih legawa menerima segalanya.

Kehidupan kita akan jauh lebih berarti jika kita bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Mungkin saja kita dianggap medioker di tempat kerja atau lingkungan sekitar, tetapi jika kita mampu memberikan nilai lebih kepada orang-orang terdekat, maka kita adalah orang yang spesial. Hidup kita barulah memiliki arti.

Tidak ada salahnya menjadi seorang medioker, selama kita bisa merasa cukup dengan apa yang kita dapatkan. Kebahagiaan baru bisa muncul dari dalam jika kita merasa cukup. Selama kita tidak bisa menerima dan terus saja mencari kebahagiaan di luar sana, maka kita tidak akan pernah menemukan kebahagiaan yang sejati.

Tidak peduli betapa hebatnya kita dianggap oleh orang lain, jika kita tidak bahagia, jika kita tidak mampu memberikan manfaat dan nilai lebih bagi orang lain, untuk apa itu semua? Mari kita renungkan kembali bersama-sama!