Mengetahui , Menjalani , dan Mempertahankan Tao (知道,行道,守道) 

Tao (Dao) adalah jalan kebenaran yang harus kita tempuh. Tao adalah penyebab awal segala sesuatu sehingga dikatakan sebagai ibu alam semesta. Tao bersifat abadi, keberadaannya tidak pernah punah, dan selalu ada. Tao benar-benar ada sebagai keabadian.

Tao berjalan sesuai kealamiahannya sendiri, berkembang, dan menjadi segala yang ada di alam semesta ini. Segala sesuatu mengandung Tao, termasuk dalam diri manusia. Inilah yang dapat menuntun manusia kembali ke asalnya, kembali kepada keabadian. Keinginan manusia untuk mencari keabadian sebetulnya adalah panggilan untuk kembali ke Tao.

Segala sesuatu yang terjadi itu alamiah. Baik dan buruk silih berganti. Bagaimana kita bisa mengetahui jalan kembali kepada Tao? Berpikir dari sudut pandang keabadian akan mengarahkan kita untuk memahami Tao. Contohnya, bagaimanakah pola hidup yang selaras dengan Tao? Coba kita pikirkan, pola hidup manakah yang dapat membuat hidup kita lebih bertahan lama, lebih sehat, dan panjang umur? Inilah jalan yang paling sesuai dengan Tao. Sebaliknya, pola hidup yang kacau, tidak teratur, dan membuat tubuh lemah serta mudah sakit, tidaklah sesuai dengan Tao.

Dalam kehidupan bersama sehari-hari, bagaimanakah sikap dan perilaku yang dapat membuat kehidupan bersama menjadi langgeng dan harmonis? Jawabannya adalah yang selaras dengan Tao. Sebaliknya, sikap dan perilaku yang membuat kehidupan bersama semakin rumit, penuh konflik, dan tidak langgeng, adalah yang tidak selaras dengan Tao. Contohnya, dalam membangun kehidupan rumah tangga, bagaimana upaya kita supaya kehidupan rumah tangga menjadi lebih rukun dan harmonis? Upaya ini mengarah kepada jalan Tao.

Tao ada dan dapat diterapkan dalam setiap segi kehidupan kita. Mengetahuinya tidaklah terlalu sulit. Dengan akal budi dan batin, manusia dapat memahami dan menjalaninya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, persoalannya sering kali ego kita yang terlalu besar. Meskipun sudah mengetahui apa yang langgeng dan selaras dengan Tao, kita tetap enggan menjalankannya. Contohnya, sudah jelas bahwa makan secara berlebihan akan menyebabkan sakit, tetapi banyak orang tetap saja makan secara brutal, mengikuti keinginannya untuk menikmati makanan-makanan enak tanpa memedulikan kesehatan tubuh.

Lao Zi mengatakan, “Zhi zu chang le (知足常乐),” yang artinya tahu cukup adalah sebuah kebahagiaan yang langgeng. Prinsip ini juga berlaku untuk semua bidang kehidupan. Mengetahui batasan dan tidak berlebihan adalah kunci penting dalam mencapai kelanggengan hidup yang selaras dengan Tao. Sebaliknya, mengikuti hawa nafsu dan keinginan yang tidak terkendali akan membawa bencana. Hal ini sangat mudah dipahami, tetapi sering kali sulit dijalankan. Lao Zi juga mengatakan, “Huo mo dayu bu zhizu (祸莫大于不知足),” yang artinya tidak ada bencana yang lebih besar daripada ‘tidak pernah tahu cukup’.

Setelah memahami Tao dan menjalani kehidupan yang selaras dengan Tao, langkah berikutnya adalah mempertahankan sikap, perilaku, dan pola hidup yang selaras dengan Tao tersebut secara terus-menerus sepanjang hayat. Konsistensi dan keteguhan dalam menjalani Tao akan membawa kita kepada kehidupan yang sehat, harmonis, dan bahagia.

Arti Tao (Dao) memang sukar dijelaskan, ikutilah alamiah, dengan sendirinya akan dapat menuju ke Tao, maka Dao De Jing lima ribu kata disingkat menjadi Shui dao qu cheng 水到渠成 (air datang dengan sendirinya menjadi sungai).

Yang dimaksud mengikuti alamiah, bukan mengikuti kehendak/kemalasan dirinya, melainkan mengikuti jejak alamiah yang telah ada. Apa yang harus dikerjakan, kerjakanlah sekuat tenaga, tetapi bukan berpikir terus-menerus rugi laba melulu. Dapat berbuat demikian baru dapat mendekati Tao (cara hidup manusia) dan tidak terjerumus ke dalam jurang negatif.

(Buku Xiu Dao menuju Kesempurnaan)