Baik Buruknya Rasa Malu

Sering kali orang yang pemalu dicemooh sebagai orang yang kuper (kurang pergaulan), pendiam, tidak bisa bergaul, tidak populer, bahkan tidak memiliki kepribadian yang menonjol. Namun, keunggulan dari memiliki sifat pemalu adalah biasanya orang tersebut dapat melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain karena pengamatannya lebih tajam. Pada umumnya orangnya lebih tenang, fokus, serta memiliki kemampuan untuk mengamati hal-hal yang terjadi di sekitarnya.

Namun, di era globalisasi seperti sekarang ini, sifat pemalu tidak jarang perlu kita kesampingkan. Jika terus bersembunyi di dalam kepompong kita sendiri, maka kita akan kesulitan menjadi kupu-kupu yang bisa terbang ke mana-mana. Ada saat-saat tertentu di mana kita harus menembus rasa malu itu agar dapat mencapai tujuan-tujuan kita dalam kehidupan sosial ini. Gunakan rasa malu untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti kepekaan dalam observasi, kemudian buang rasa itu saat sedang tidak dibutuhkan!

Bagaimana cara mengatasi sifat pemalu kita? Segala sesuatu yang dapat dilakukan hanya berlatih, berlatih, dan berlatih. Kita dapat berbicara dengan orang-orang, mulai dari satu orang saja hingga berbicara dengan banyak orang di dalam kelompok. Latihan ini tidak bisa kita lakukan di kamar tidur sendirian. Dengan kata lain, kita harus keluar dari zona nyaman untuk melakukan sebuah perubahan yang lebih baik pada diri kita.

Terutama saat kita sudah memasuki usia produktif untuk bekerja dan aktif bersosialisasi di dalam organisasi, interaksi dengan orang lain sangatlah dibutuhkan. Kita membutuhkan latihan untuk terus mengasah kemampuan berkomunikasi karena pada beberapa orang, kemampuan berkomunikasi tidak datang secara natural. Namun, bagi orang yang rajin berlatih dan terus mendorong dirinya, tidak dipungkiri ia akan lebih sukses daripada orang lain yang sekadar bergantung pada kemampuan alaminya.

Kita tidak perlu khawatir untuk salah bicara. Kita sebaiknya berlatih dengan siapa pun yang kita temui, misalnya berbicara dengan sopir taksi atau orang asing yang duduk di sebelah kita di dalam transportasi umum, berbicara dengan teman atau anggota keluarga yang sudah lama tidak bertemu, dan menyapa siapa pun yang kita temui di taokwan. Kita bisa menanyakan kabarnya, pekerjaannya, keluarganya, dan lain-lain. Dengan begitu, tanpa kita sadari rasa percaya diri untuk berbicara akan meningkat dan rasa pemalu lama-kelamaan menyusut seiring waktu.

Dalam bidang karier dan pekerjaan, bila kita berani dan pandai berbicara, maka orang lain akan memberikan nilai plus dan kepercayaan kepada kita. Atasan menjadi lebih perhatian kepada kita. Kliensenang berdiskusi dengan kita. Proses negosiasi berjalan lebih mulus karena kita tidak merasa gugup.

Setelah memiliki kemampuan berbicara yang lebih baik, banyak hal yang tadinya tidak bisa kita capai akan terasa selangkah lebih mudah. Kita juga dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk orang lain dan diri sendiri, contohnya mengajak orang lain untuk siutao, berbagi cerita dan pengalaman, dan menjadi pembicara Tao di masa depan.