Menurut pandangan saya, berbakti adalah bentuk nyata dari pengabdian (kecintaan dan ketulusan yang sangat mendalam) dan kesetiaan (rela berkorban apa pun) yang telah dijalankan oleh seseorang dalam kurun waktu tertentu semasa hidupnya. Berbakti dapat diaplikasikan dalam dua poin berikut.
- Antarmanusia secara pribadi
Contohnya bakti anak kepada orang tuanya dan bakti murid kepada gurunya. Bentuk bakti ini biasanya melibatkan hubungan emosional/batin dan melekat secara pribadi di dalam hati. - Antara manusia dan kelompok atau wadah yang menaunginya
Contohnya bakti seorang anak terhadap keluarganya, bakti seorang murid terhadap perguruannya, dan bakti seorang warga negara terhadap nusa dan bangsanya (negaranya).
Diawali dengan hubungan antarmanusianya dahulu, kemudian terbentuk wadah/organisasi yang melibatkan kepentingan banyak orang di dalamnya. Seiring waktu berjalan, terjalin ikatan antara manusia dan kelompoknya melalui aturan-aturan yang mendasarinya, dedikasi, dan komitmen sebagai anggota kelompok itu.
Berbakti terhadap Shimen (Thay Shang Men)
Menurut pandangan saya sebagai seorang huang yi, berbakti terhadap shimen sama halnya dengan yang telah dipaparkan di atas. Di dalam shimen diilustrasikan ada sisi kiri dan sisi kanan yang harus dijalankan berbarengan, tidak bisa hanya satu sisi. Berbakti terhadap shimen harus seiring dan sejalan antara poin 1 dan 2.
Sebelum dibentuk shimen, ada shifu sebagai tokoh panutan awal bagi semua muridnya. Bakti seorang murid kepada shifu (guru) layaknya seperti bakti seorang anak kepada orang tuanya sendiri. Hal ini tidak tergantikan dan tidak lekang oleh waktu.
Setelah terbentuk shimen, secara alamiah akan dibentuk organisasi di dalamnya. Untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, seiring waktu shimen akan melakukan perubahan demi perubahan. Pucuk pimpinan juga dapat berganti demi kelangsungan shimen dan generasi-generasi berikutnya.
Masalah biasanya muncul ketika perubahan datang dan masalah itu adanya di dalam hati kita sebagai murid dari shimen. Jika kita bisa mengerti dan mempunyai pandangan dasar yang kuat mengenai makna berbakti seperti poin 1 dan 2 di atas serta bisa mengaplikasikannya dengan baik, maka masalah tidak akan pernah mencuat ke permukaan.
Sebagai seorang huang yi, sudah seharusnya kecintaan dan ketulusan kita terhadap shimen tidak tergoyahkan di dalam hati, meskipun terjadi perubahan kecil ataupun besar di dalamnya. Sampai kapan pun harus ada fanatisme yang kuat di dalam hati setiap huang yi terhadap shimen-nya, untuk bisa mengabdi dengan sungguh hati tanpa pamrih. Setelah itu, kita baru bisa dikatakan sudah berbakti.