Di Renjie, Pejabat Cerdas dan Teliti di Era Dinasti Tang

Di Renjie (630-700 M) adalah seorang pejabat ternama di era Dinasti Tang dan Wu Zhou yang dikenal karena kecerdasan, ketelitian, dan integritasnya. Ia lahir di Taiyuan, Shanxi, dan sejak muda telah menunjukkan bakat luar biasa dengan menguasai berbagai bidang, seperti sejarah, filsafat, dan hukum.

Di Renjie memulai karirnya pada usia 28 tahun sebagai hakim di daerah Pengzhou. Kemampuannya dalam menyelesaikan kasus-kasus rumit dengan cepat dan tepat menarik perhatian banyak pihak. Di Renjie kemudian dipromosikan ke berbagai posisi penting, termasuk gubernur, menteri, dan kanselir. Ia dikenal sebagai pejabat yang berani, adil, dan tidak tergoyahkan oleh korupsi.  Di Renjie memiliki banyak prestasi gemilang, di antaranya:

  • Membongkar kasus korupsi dan penipuan yang melibatkan pejabat tinggi, seperti kasus Perdana Menteri Li Hongdao.
  • Memimpin pasukan Tang dalam peperangan dan meraih kemenangan, seperti Pertempuran Yizhou melawan pasukan Wu Zetian.
  • Menetapkan reformasi dan kebijakan yang bermanfaat bagi rakyat, seperti reformasi sistem perpajakan dan pengurangan beban kerja rakyat.

Di Renjie terkenal dengan kemampuan luar biasa dalam memecahkan kasus. Dalam sebuah kisah terkenal, ia berhasil memecahkan kasus pembunuhan Putri Taiping, putri Kaisar Wu Zetian, hanya dengan mengamati detail kecil di tempat kejadian. Di Renjie juga tidak gentar dalam menegakkan kebenaran, bahkan terhadap orang-orang yang berkuasa. Ia pernah menegur Kaisar Wu Zetian secara langsung ketika sang kaisar membuat keputusan yang tidak adil, seperti ketika Wu Zetian ingin mengangkat cucunya sebagai kaisar.

Di Renjie tidak hanya cerdas dan tegas, tetapi juga memiliki selera humor yang tinggi. Ia sering menggunakan humor untuk mencairkan suasana dan meredakan ketegangan, seperti ketika ia bercanda dengan Wu Zetian tentang usianya.

Di Renjie memiliki hubungan yang kompleks dengan Kaisar Wanita Wu Zetian. Di satu sisi, Wu Zetian menghargai kecerdasan dan kemampuan Di Renjie, sering menunjuknya untuk menyelesaikan tugas-tugas penting, seperti menyelidiki kasus korupsi dan memimpin pasukan dalam peperangan. Namun, di sisi lain, Wu Zetian juga merasa terancam oleh kecerdasan dan pengaruh Di Renjie. Ia bahkan  mencopot Di Renjie dari jabatannya karena takut Di Renjie akan menjadi saingannya.

Meskipun dikenal sebagai pemimpin yang kejam, Wu Zetian memiliki rasa hormat dan kasih sayang mendalam terhadap Di Renjie. Di usianya yang senja, meskipun Di Renjie berulang kali memohon pensiun, Wu Zetian selalu menolaknya. Sebagai gantinya, Wu Zetian memberikan Di Renjie keistimewaan untuk tidak perlu berlutut dan membungkuk saat menghadapnya. Hal ini menunjukkan rasa simpati Wu Zetian terhadap Di Renjie yang telah setia mengabdi kepadanya.

Saat Di Renjie jatuh sakit, Wu Zetian dengan sigap mengirimkan tabib dan obat-obatan terbaik dari istana untuk membantu pemulihannya. Ketika Di Renjie mengembuskan napas terakhir pada tahun 700, Wu Zetian meneteskan air mata dan menganugerahkan gelar “Guo Lao” (國老) kepadanya sebagai bentuk penghormatan terakhir.

Sebelum wafat, Di Renjie dengan bijaksana merekomendasikan beberapa kandidat untuk menggantikannya, termasuk Zhang Jianzhi, Yao Yuanchong, Huan Yanfan, dan Jing Hui. Keempat pejabat ini kemudian berperan penting dalam menggulingkan dinasti Wu Zhou yang didirikan Wu Zetian, mengembalikan Li Xian sebagai kaisar, dan memulihkan kejayaan Dinasti Tang.

Para sejarawan memberikan penghargaan besar kepada Di Renjie atas perannya dalam peristiwa ini, meskipun dia sudah tiada. Kesetiaan, kebijaksanaan, dan pengaruhnya yang luar biasa telah mengantarkan Dinasti Tang kembali ke masa kejayaannya.