Mendidik Orang Tua Jauh Lebih Penting

Perubahan akan paling baik dilakukan terstruktur dari atas ke bawah. Jika perubahan terjadi dari bawah, maka akan terjadi kondisi yang tidak menyenangkan bagi banyak pihak. Misalnya, dalam suatu negara, perubahan yang digerakkan oleh rakyat akan menyebabkan kekacauan, demonstrasi, kekerasan, atau kudeta. Akan tetapi, apabila perubahan dimulai dari kepala pemerintahan, sistem pemerintahan, dan sumber daya manusia yang baik, maka rakyat akan makmur dan negara bisa maju. Sama halnya dalam keluarga, jika anak memaksa orang tua berubah sebelum orang tua sadar untuk berubah, maka kondisi itu tidak akan menyenangkan. 

Sering kali masalah anak merupakan masalah keluarga. Ya karena anak adalah bagian dari sistem keluarga. Ayah, ibu, dan anak adalah satu sistem yang terkait satu sama lain. Jika satu anggota mempunyai masalah, maka anggota lain akan terganggu aktivitasnya. Misalnya, anak tidak naik kelas, maka secara psikis orang tua akan terganggu dengan perasaan menyesal, khawatir, dan cemas terhadap anak; atau saat anak sakit, tentunya orang tua tidak bisa bekerja dengan tenang. 

Menjadi orang tua tidak ada sekolahnya. Mendidik anak adalah tanggung jawab mulia. Bagaimana melakukannya dengan efektif? Salah satu caranya adalah membekali diri dengan ilmu pengasuhan dan merevisi diri. Menjadi orang tua bukan berarti kita boleh bersikap otoriter dalam mendidik anak, apa-apa harus menuruti kata orang tua tanpa memperhatikan keinginan dan maksud anak, juga tidak boleh asal memarahi atau mengomeli anak tanpa mengetahui permasalahannya. 

Mendidik anak adalah membuat anak untuk bisa tumbuh sehat secara jasmani dan mental sesuai dengan umurnya. Mendidik berarti kita mempersiapkan anak agar siap dengan kehidupannya kelak. Mendidik dengan kasih sayang bukan dengan memberi kemudahan yang cenderung memanjakan anak. Membantu anak dalam mengatasi kesulitan haruslah bertujuan supaya kelak dia bisa mengatasi sendiri, bukan untuk membuat anak malah menjadi tidak bisa mengatasinya karena selalu dibantu.

Banyak ilmu yang bisa dipraktikkan dalam mengasuh dan mendidik anak. Ilmu komunikasi adalah salah satunya. Mayoritas orang tua kesulitan untuk memahami anak dan anak tidak mengetahui maksud orang tua. Ini karena komunikasinya kurang lancar sehingga terjadi salah paham. 

Berikut beberapa cara memperbaiki komunikasi orang tua dan anak. 

  1. Menjadi pendengar yang baik
    Kalau kita mengira trik komunikasi yang baik adalah pandai berbicara, maka ini salah besar. Komunikasi yang baik selalu dimulai dari menjadi pendengar yang baik. Dengan mendengarkan saja, anak sudah merasa orang tua adalah orang yang mau mengerti dirinya walaupun orang tua belum memberikan solusi. Perlu diperhatikan, jika kita ingin memberikan solusi, kita perlu bertanya dahulu, bolehkah papa atau mama membantu kamu, atau kamu akan mengatasinya sendiri? Dengan demikian, anak akan merasa diakui dan dipercaya oleh orang tuanya. Apabila orang tua mampu melakukan tugas ini dengan baik, maka anak tidak akan mencari ‘cinta’ di luar sana karena sudah ada yang mengerti dan mencintai dia.
  2. Cintai anak dengan cara dia mencintai
    Orang tua yang paling mengerti anaknya, bukan? Nah, tentunya orang tua tahu bagaimana cara anak kita memperlakukan seseorang dengan sayang, contohnya kepada adik, papa, mama, atau temannya. Perhatikan apakah dia memberikan perhatian lebih, suka memberikan hadiah, atau suka memberikan sentuhan, pelukan, dan lain-lain. Dengan cara yang sama, orang tua belajar mencintai anak dengan cara anak, bukan dengan cara orang tua.
  3. Menggunakan kalimat positif
    Pikiran manusia selalu memproses informasi yang dominan, yang berarti pikiran tidak mengenal kata ‘tidak’, ‘jangan’, atau apa pun kalimat negatif. Jadi, sebaiknya apa yang orang tua inginkan, utarakan langsung dengan kalimat positif. Berikut ini contohnya.
    • Kalimat “Kamu tidak boleh pulang malam.” sebaiknya diganti dengan “Kamu harus pulang pukul 7 malam ya.” (karena orang tua menginginkan anak untuk pulang pukul 7 malam). 
    • Kalimat “Besok jangan lupa membawa tugas sekolah!” sebaiknya diganti dengan “Besok tugas sekolah dibawa dan diserahkan kepada guru!” (karena orang tua menghendaki tugas anak dikumpulkan).

Menjadi tugas bagi para orang tua yang menginginkan keluarga yang harmonis untuk mengubah mindset bahwa perubahan (dalam konteks ini adalah pendidikan anak) dimulai dari orang tua dahulu untuk memiliki pengetahuan yang cukup, konsisten, dan mau berubah.