Mengenal Fengsui dalam Agama Tao

Sebagian dari kita mungkin pernah mendengar kata hong sui. Ada yang sangat percaya dengan hong sui, sangat takut, dan selalu berusaha mengikuti kaidah-kaidah hong sui. Namun, ada juga yang memandangnya sebagai takhayul, bahkan menganggapnya sebagai ilmu sesat. Di dunia ini ada banyak ragam manusia dengan berbagai pemahaman dan latar belakang. Oleh karena itu, semua pandangan tersebut sangat wajar.

Sebenarnya apa dan bagaimana seharusnya kita memandang hong sui dalam hidup sehari-hari? Melalui artikel singkat ini, marilah kita berkenalan dengan hong sui! Hong Shui merupakan istilah dalam dialek Hokkian. Dalam bahasa Tionghoa dikenal sebagai feng shui (风水) dan dalam bahasa Indonesia ditulis sebagai fengsui. Feng shui (风水) jika diterjemahkan dari bahasa Tionghoa memiliki arti angin (dan) air. Fengsui juga merupakan salah satu dari enam cabang ilmu yang berakar dari agama Tao, yaitu cabang ilmu “Za Zhan Men (杂占们).

Sejak ribuan tahun lalu, tokoh-tokoh Tao senantiasa memperhatikan keselarasan dalam kehidupan manusia dengan alam sekitar di mana manusia berada. Salah satu faktor yang “bergerak” dan memiliki pengaruh besar dalam kehidupan manusia adalah angin dan air. Sejak ribuan tahun lalu bangsa Tionghoa juga sudah memahami bahwa air sangat penting dalam kehidupan manusia. Aliran air yang tidak dapat dikelola dengan baik akan menyebabkan penderitaan bagi rakyat banyak. Oleh sebab itu, lebih dari 2000 tahun sebelum Masehi, Da Yu (大禹), salah satu tokoh Tao pada masa lalu, menghabiskan waktu selama 13 tahun untuk membangun bendungan dan saluran irigasi.

Posisi Tiongkok yang sangat luas dan berbatasan dengan padang pasir, lautan, sabana, dan pegunungan tinggi dengan empat musim tentu menyebabkan Tiongkok mengalami berbagai perubahan musim dan terjangan angin dengan kecepatan, suhu, dan karakteristik yang beragam. Semua ini berlangsung dari zaman ke zaman dan memakan banyak korban jiwa.

Karena gemar belajar dan senantiasa memiliki inisiatif untuk menolong umat manusia, kaum Tao pun melakukan berbagai kajian ilmiah dan penelitian secara berkelanjutan dari generasi ke generasi. Semua pengetahuan ini dikompilasi dan diwariskan dengan nama feng shui. Karena sudah 4000-5000-an tahun lamanya, tentu saja ada banyak ragam aliran fengsui di dunia dengan berbagai keunikan dan prinsipnya masing-masing. Sudah cukup lama ilmu pengetahuan fengsui ini diajarkan dan diwariskan secara terpisah dari ajaran agama Tao. Saat ini banyak universitas dengan jurusan Teknik Sipil dan Arsitektur yang mengajarkan mata kuliah fengsui. Sampai di sini cukup jelas bahwa fengsui bukanlah takhayul, ilmu sesat, atau sihir.

Berikut ini contoh sederhana penerapan ilmu ilmu fengsui dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Jangan mendirikan bangunan di sekitar air yang menggenang.
  2. Jangan mendirikan bangunan di sekitar aliran air yang dapat menggerus daratan.
  3. Jangan mendirikan bangunan di daratan yang posisinya lebih rendah daripada jalan.
  4. Jangan mendirikan bangunan di lokasi yang aliran anginnya kencang.
  5. Dalam mendirikan bangunan, harus memperhatikan sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik.

Pada prinsipnya, menerapkan ilmu fengsui dalam kehidupan sehari-hari harus mengutamakan faktor keamanan serta sirkulasi, baik udara, cahaya, maupun pergerakan penghuni dan warga sekitar. Jika diklasifikasikan dalam ilmu dunia modern, fengsui adalah kombinasi dari berbagai disiplin ilmu, seperti geologi, hidrologi, psikologi, arsitektur, teknik sipil, desain, dan lain-lain.

Setelah membaca artikel ini, semoga wawasan Sahabat Tao bertambah dan tidak mudah termakan hoaks yang mengatakan bahwa fengsui adalah ilmu sesat atau takhayul. Tanpa disadari, sebagian besar dari kita sebenarnya sedikit banyak telah menerapkan prinsip-prinsip dasar dalam ilmu fengsui. Marilah memperdalam warisan ilmu dari leluhur kita!