Generasi yang hidup di tahun 1990-an mungkin masih ingat atau pernah menonton serial film bela diri di stasiun televisi yang berjudul Pendekar Rajawali Sakti dengan tokoh utama bernama Yoko dan Bibi Lung. Film ini merupakan salah satu film yang cukup populer pada zamannya dan merupakan salah satu cerita silat yang sering direka ulang.
Ilmu bela diri orang Tionghoa di Indonesia pada tahun-tahun tersebut populer dengan nama kungfu (gong fu). Belakangan, dikenal pula cabang olah raga wushu yang dipertandingkan secara internasional dalam berbagai kejuaraan. Baik gong fu (功夫) maupun wu shu (武术) sama-sama dikenal sebagai wu gong (武功), yaitu suatu ilmu (shu) di bidang militer (wu) yang harus dilatih secara rutin dan disiplin.
Sejak 5000 tahun lalu, pada masa Huang Di (黄帝), Kaisar Kuning yang merupakan leluhur bangsa Tionghoa, sudah dikenal berbagai bentuk ilmu bela diri. Kaisar Kuning, yang juga merupakan salah satu tokoh utama dalam agama Tao, beserta para jenderal dan prajuritnya, berlatih dan menguasai ilmu bela diri untuk mempertahankan diri dari serangan binatang buas dan ancaman suku-suku lain.
Dalam agama Tao sendiri, terdapat kelompok yang mendalami bidang ilmu bela diri yang dikenal sebagai Wu Gong Men (武功们). Berikut ini beberapa contoh cabang ilmu bela diri yang sangat sarat dengan filosofi agama Tao.
- Taiji Quan (tinju Tai Chi)
- Ba Gua Zhang (telapak Pat Kwa)
- Wu Xing Quan (pukulan lima unsur)
Muda-mudi Tao Thay Shang Men sendiri mewarisi Dao Jia Quan, ilmu bela diri khas agama Tao yang diciptakan oleh Li Shang Hu Shifu. Ilmu bela diri ini penting untuk dilatih, dikuasai, dan diwariskan dari generasi ke generasi karena beberapa alasan berikut.
- Sebagai cara mempertahankan diri ketika berada dalam kondisi terdesak atau terancam
- Sebagai bentuk olah raga untuk menyehatkan badan
- Sebagai cara meningkatkan aliran pernapasan, melancarkan aliran darah, dan menstabilkan hormon
- Sebagai mekanisme untuk menurunkan stres, emosi, dan kegelisahan
- Untuk meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, dan disiplin dalam menjalani kehidupan
Sebagian pihak mungkin memandang ilmu bela diri sebagai salah satu bentuk kekerasan. Akan tetapi, umat Tao yang mendalami Dao Jia Quan senantiasa ditekankan untuk tidak semena-mena, selalu menghormati yang lebih tua, mengayomi yang lebih muda dan lemah, serta tidak sembarangan menggunakan ilmu ini.Dalam mempelajari dan mendalami agama Tao, fisik merupakan salah satu faktor penting yang perlu dikembangkan. Salah satu caranya adalah dengan berlatih Dao Jia Quan. Marilah kita berlatih bersama untuk mendukung proses xiu Dao kita!