Tak Goyah dengan Pujian dan Hinaan (宠辱不惊)

“Pujian dan hinaan sama-sama menggoyahkan batin,” demikian kira-kira terjemahan kata-kata Laozi dalam Dao De Jing bab 13. Keduanya dianggap sebagai bencana besar karena sama-sama mengakibatkan batin menjadi tidak tenang. Saat menerima pujian atau mendapatkan posisi terhormat, batin merasa senang dan gembira. Namun, ketika kehilangan posisi, kehormatan, atau saat direndahkan dan merasa terhina, batin menjadi gelisah, marah, bahkan dapat mengalami depresi. Laozi melihat bahwa pujian dan hinaan memiliki pengaruh besar terhadap ketenangan batin seseorang.

Kebanyakan orang senang mengingat dan membicarakan jasa yang telah mereka lakukan. Kemelekatan terhadap jasa atau prestasi ini dapat membuat seseorang terjebak dalam kondisi “pujian”. Mereka takut kehilangan pujian tersebut dan berusaha keras untuk mempertahankannya, bahkan dengan cara yang tidak tulus. Sebagai contoh, seseorang yang pernah berjasa membangun tempat ibadah mungkin sering membanggakan diri di depan orang lain dengan berkata, “Tempat ibadah ini berdiri karena aku…,” dan sebagainya. Orang tersebut telah terjebak dalam keinginan untuk terus dipuji sehingga ketulusan hatinya dalam berbuat jasa hilang. Ambisi untuk mendapatkan pujian menggantikan ketulusan dalam hatinya.

Orang yang xiu Dao memahami apa yang utama dan inti. Bagi mereka, bukan soal pujian atau hinaan, juga bukan tentang nama dan harta. Xiu Dao adalah upaya untuk mencari ketenangan jiwa, menemukan kemuliaan, dan menggapai Tao (Dao) yang abadi. Proses ini melibatkan pemeliharaan tubuh dan jiwa, serta pengikisan kebiasaan, sifat, dan karakter yang membahayakan kesehatan fisik dan batin. Secara perlahan, tubuh menjadi lebih sehat, jiwa tercerahkan, langkah ringan dan penuh semangat, pandangan bebas dan optimis, serta kehidupan berkilau, yang membuat orang-orang di sekitarnya kagum. Hoki mengalir tanpa henti, membawa keselamatan dan kejayaan sepanjang hayat.

Xiu Dao membantu kita memahami banyak hal dalam kehidupan, termasuk tiga hubungan penting: hubungan aku dengan orang lain, hubungan aku dengan alam semesta, dan hubungan tubuh dengan jiwa.

  1. Hubungan aku dengan orang lain
    Ini adalah hubungan sosial kemasyarakatan yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan banyak orang. Dalam hubungan ini, “pujian dan hinaan” sering menjadi variabel penting. Seseorang, karena satu hal kecil, dapat merasa terhina dan kehilangan kewarasannya hingga melakukan tindak kekerasan, baik secara verbal maupun fisik kepada orang lain. Namun, seseorang yang menjalani xiu Dao dengan sepenuh hati seharusnya mampu terbebas dari belenggu “pujian dan hinaan” ini sehingga menjadi pribadi yang bebas, lepas, dan optimis (xiao yao zi zai).
  2. Hubungan aku dengan alam semesta
    Kesadaran akan hubungan ini membuat kita memahami bahwa diri kita hanyalah setitik garam di tengah lautan luas yang tak terhingga. Tidak ada yang bisa kita banggakan di tengah kebesaran alam semesta ini. Namun, di balik kesadaran tersebut, kita menemukan sesuatu yang berharga dalam diri kita, yaitu Tao (jalan atau kebenaran sejati).
  3. Hubungan tubuh dan jiwa
    Hubungan ini merupakan yang paling esensial di antara semuanya. Bagaimana cara menemukan Tao atau kebenaran sejati? Caranya adalah dengan merawat dan mengolah tubuh serta jiwa. Mulai dari olah fisik hingga olah batin, semua aspek ini dipentingkan untuk mencapai kesempurnaan abadi. Dengan berlatih Dao Yin Shu (ilmu kedewaan), kita tidak hanya menyehatkan tubuh dan menyempurnakan jiwa, tetapi juga berkesempatan menemukan Dewa-dewi.Orang yang xiu Dao mengerti apa yang penting dan mampu meninggalkan apa yang tidak penting. Bagi mereka, pujian dan hinaan hanyalah fatamorgana yang semu, bukanlah hal yang inti dan utama.