Terus Belajar demi Kehidupan yang Lebih Baik

Indonesia telah mengalami pandemi selama dua tahun. Banyak perubahan positif yang kita lakukan, seperti rajin mencuci tangan, mandi setelah pulang ke rumah, dan menggunakan masker, yang membuat kita menjadi lebih sadar akan kesehatan. Sebagian orang malah menjadi lebih pintar selama masa pandemi karena mereka memiliki banyak waktu luang dan tidak bisa pergi liburan. Banyak orang yang belajar keterampilan baru, seperti membuat kue, memotong rambut, mencuci AC, memperbaiki barang elektronik sendiri, malah ada yang mendapatkan jalan untuk melakukan bisnis sesuai dengan hobinya.

Namun, ada juga sebagian dari kita yang berubah menjadi negatif, seperti mudah berpikiran yang tidak-tidak alias parno terhadap virus corona, mudah merasa takut, terbebani, merasa bosan hidup karena usaha sedang turun dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup,  serta mudah marah dan tidak tenang karena banyak hal berubah atau memaksa kita berubah. Ini adalah sesuatu yang sangat wajar dan sudah digambarkan dalam simbol yin yang, yang bentuknya bundar serta di sisi hitam terdapat titik putih dan sebaliknya.

Baru-baru ini saya melihat status dari beberapa teman saya, “Hidup ini untuk apa? Mengapa kita selalu berusaha? Toh akhirnya tidak dibawa.”  Ternyata ada sebagian orang yang seperti hampir menyerah pada kehidupan. Padahal, kita bisa hidup saja sudah merupakan sebuah berkah yang luar biasa. Kita lahir dalam kondisi yang baik, dari keluarga yang baik, bahkan kita bisa mengenal Tao juga merupakan sebuah anugerah. Sekarang tugas kita adalah memilih apa yang mau kita ubah dan mau berubah ke arah yang positif atau negatif.

Berubah memang bukanlah hal yang mudah, tetapi kehidupan selalu memaksa kita untuk berubah. Bersyukurlah kita yang sudah mengenal Tao (jalan menuju kesempurnaan) karena kita bisa menemukan acuan untuk meng-upgrade diri kita menjadi versi kita yang lebih baik, bahkan yang terbaik sehingga kelak kita bisa lepas dari kehidupan dan kematian yang berulang (reinkarnasi).

Reinkarnasi sudah dibuktikan melalui penelitian dr. Walter Semkiw yang dituliskan di dalam bukunya yang berjudul Born Again (2008). Menurut dr. Walter Semkiw, reinkarnasi terjadi karena masih ada sesuatu yang belum selesai; saat reinkarnasi kita akan memiliki wajah yang mirip dengan kehidupan sebelumnya terlepas dari laki-laki atau perempuan, corak kepribadian, watak, bakat, bahkan gaya menulis linguistik yang sama. Jadi, sebaiknya kita selesaikan kehidupan saat ini dengan baik dan jangan lahir kembali agar tidak jenuh dengan kehidupan yang terus berputar.

Bagaimana cara kita menyelesaikan kehidupan dengan baik apabila kita tidak tahu apa sebenarnya tujuan hidup kita? Belajarlah Tao supaya nanti pada saatnya kita akan tahu untuk apa kita hidup.

Satu pertanyaan terakhir, yaitu kalau saya sudah tua, mengapa saya harus belajar terus? Nah, inilah uniknya reinkarnasi. Setelah kehidupan ini, akan ada kehidupan berikutnya. Kita tidak memulai kehidupan ini dari nol karena sebagian dari kehidupan sebelumnya akan kita bawa ke kehidupan setelahnya. Jika pada kehidupan ini kita baik dalam suatu bidang, maka di kehidupan berikutnya kita menjadi lebih mudah dalam mempelajari bidang tersebut. Jadi, jangan pernah berhenti belajar karena itu tidak akan sia-sia!