Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tentunya kita selalu disibukkan oleh rutinitas yang berulang setiap hari, seperti bangun pagi, bekerja (mencari nafkah), tidur malam, dll. Setiap hari kita rajin berusaha untuk memperoleh penghasilan bagi diri kita dan keluarga. Kita selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup kita dan mengisi pundi tabungan kita di dunia ini, bukan?
Jika kita dapat mengisi tabungan yang ada di bank dunia ini, maka tentunya kita juga berharap dapat mengisi tabungan akhirat yang nantinya akan bermanfaat setelah kita selesai menjalani kehidupan di dunia ini, bukan? Bagaimana caranya? Salah satu caranya, yaitu dengan kita melakukan amal. Caranya sangatlah mudah dan sederhana, hanya saja terkadang pemikiran kita membuatnya rumit. Mengapa bisa demikian? Hal ini dikarenakan kita biasanya terbelenggu dengan pemikiran yang bersifat ‘penundaan’. Contoh sifat penundaan, yaitu untuk melakukan amal ini, tunggu nanti saat saya sudah mempunyai kehidupan yang mapan atau kaya, atau pemikiran bahwa saat ini kita masih memiliki banyak kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga untuk melakukan amal ini akan menjadi beban, atau dikarenakan penundaan waktu lainnya (nanti lagi deh, lain waktu), dll. Sifat penundaan ini akhirnya akan menghambat kita untuk melakukan amal. Dengan demikian bagaimana tabungan akhirat kita dapat terkumpul?
Coba kita mulai benahi pola pikir kita terlebih dahulu dengan pemikiran yang sederhana! Jika kita memiliki tabungan duniawi yang banyak, tetapi sekali kita sakit parah, maka tabungan tersebut akan terkuras hanya untuk mengobati penyakit kita. Lain halnya jika kita memiliki tabungan akhirat. Walau tak nampak wujud tabungannya, tetapi ketika kita mengalami kesukaran dan timbul pemikiran untuk sembahyang memohon bantuan Dewa-dewi, maka tabungan akhirat yang tak nampak ini sangat bermanfaat untuk menolong kita agar dapat lolos dari hal berat yang sedang dialami oleh kita.
Tidak ada batasan besar kecil dana yang harus diberikan untuk beramal. Kita dapat menyesuaikan dengan kapasitas kita. Memberikan dana bisa dilakukan secara langsung atau melalui yayasan penyalur. Salah satu yayasan dalam Perguruan Tao Thay Shang Men Xiao Yao Pai yang menyalurkan dana amal, yaitu Yayasan Dana Paramita Majelis Tridharma Indonesia (YDPMTI) dengan website-nya di https://ydpmti.org.
Beramal sebetulnya tidak hanya sebatas dana. Kita dapat beramal dengan tenaga, waktu, pemikiran, menyumbangkan baju bekas yang layak pakai, dll. Inti dari beramal adalah membantu meringankan beban orang-orang yang membutuhkan bantuan kita. Jika ingin beramal, jangan terlalu banyak pertimbangan dan perhitungan untung rugi. Setiap ada kesempatan untuk beramal, lakukan saja karena usia kita tidak ada yang tahu sampai kapan. Bisa beramal adalah rezeki untuk kita selama masih diberikan kesehatan serta umur untuk menjalani budi amal baik.
Mungkin pada saat awal mula kita melakukan amal, terasa seperti kita melatih diri dengan mendorong agar kita dapat melakukan kebaikan terus-menerus. Dengan seringnya kita melatih diri untuk melakukan hal-hal baik untuk membantu sesama (beramal), maka pelan-pelan akan menjadi sebuah kebiasaan yang spontan sehingga tanpa terasa kita terus melakukan kegiatan amal. Hal penting yang perlu diingat adalah setelah kita berbuat amal, kita sebaiknya bersikap tenang dan tak perlu mengumbar ke mana-mana bahwa kita telah melakukan suatu kebaikan.
Berikut adalah contoh-contoh hal baik yang kita dapat lakukan.
- Ketika kita menemukan serpihan kaca, paku, silet, atau kulit pisang di jalan, maka hal yang kita dapat lakukan adalah segera ambil dan letakkan di tempat yang lebih aman agar benda-benda tersebut tidak mencelakai orang lain yang melewati jalan tersebut.
- Di lemari pakaian kita terdapat banyak baju layak pakai yang sudah tidak kita gunakan. Daripada menumpuk di dalam lemari baju kita, bukankah akan lebih bermanfaat jika kita bisa memberikannya kepada orang lain yang membutuhkan?
Dengan melakukan amal terus-menerus, tanpa kita sadari tabungan akhirat kita sedikit demi sedikit pasti akan terkumpul. Tabungan akhirat ini besar sekali manfaatnya bagi diri kita. Manfaatnya akan terasa saat kita sedang berada dalam kondisi kritis dalam kesehatan atau nasib buruk yang membutuhkan bantuan Dewa-dewi, sebagai bekal tabungan kita saat kembali ke Tao yang agung (meninggal dunia), serta sebagai bekal untuk kehidupan kita selanjutnya. Semoga nasib kita menjadi lebih baik pada masa yang akan datang. Xie Shen En.
Berbuat baik, seperti tumbuh-tumbuhan dalam taman yang indah,
Tak kelihatan meninggi, tetapi tiap hari tambah bersemi.
Berbuat jahat, seperti batu asahan,
Tak kelihatan berkurang, tetapi tiap hari menipis.
(dikutip dari Buku Siutao menuju Kesempurnaan)