3 Pola Pikir yang Tepat Saat Berada di Posisi Terpuruk

Sebagian dari kita pasti pernah mengalami musibah atau kesulitan yang terasa tidak berujung dalam hidup atau pernah merasakan segalanya tidak berjalan sesuai keinginan dan harapan. Dalam hal keuangan, banyak dari kita mungkin pernah merasakan situasi ketika tidak mempunyai tabungan sama sekali, banyak utang, dan rasanya ingin menyerah saja. 

Ketika bertemu dengan teman yang mengetahui masalah kita, kebanyakan teman akan menasihati kita untuk terus optimis dan berjuang. Namun sebagai manusia normal, terkadang kita tidak bisa melihat manfaat dari tetap optimis dalam kehidupan yang sangat keras ini. Kita ingin melampiaskan rasa amarah, sedih, lelah, kecewa, bahkan kita terkadang ingin menghindari kehidupan saja. Dalam keadaan seperti ini, tetap optimis dan berpikir positif terdengar tidak realistis, bukan? Lalu bagaimana seharusnya pola pikir yang tepat ketika kita sedang berada di posisi terendah dalam kehidupan kita?

Pertama-tama, kita harus menerima kenyataan bahwa hidup itu sulit dan tidak pernah adil. Sedari lahir, kita tidak bisa memilih untuk lahir di keluarga yang kaya, berpendidikan, atau apa pun itu. Beberapa orang menikmati hidup santai dalam istananya yang megah, sedangkan banyak orang lain yang harus berutang hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok. Beberapa orang selalu bekerja keras dan memiliki hati yang baik, tetapi ia tetap tidak bisa menyaingi orang lain yang terlihat jauh lebih beruntung. Dalam hidup kita sendiri, terkadang masalah datang silih berganti seolah-olah tidak memberikan kita kesempatan untuk bernapas dan memulihkan diri kita. Ini adalah kenyataan hidup yang harus kita terima. Alih-alih mengeluh memikirkan mengapa kita selalu mengalami kesulitan, sekarang kita sudah memahami secara sadar bahwa hidup memang seperti itu. 

Kedua, kita harus memahami bahwa perasaan negatif ternyata baik untuk diri kita. Ketika kita merasa stres dan tertekan dalam menghadapi masalah hidup, sadarilah bahwa tubuh sedang mengingatkan kita untuk sedikit lebih perlahan dan cobalah untuk mengambil waktu istirahat sejenak. Stres juga menandakan bahwa seorang manusia sedang berada dalam proses berkembang dan bertambah kuat. Tanpa stres yang cukup, seorang manusia tidak dapat melampaui batasan apa pun. Ketika kita merasa sedih atau pilu, cobalah untuk benar-benar menikmatinya. Rasa sedih biasanya akan menjadi titik balik seseorang untuk bangkit lebih kuat. Maka dari itu, hargailah proses ini karena setiap perasaan negatif itu nyata dan tidak perlu dihindari. Hal yang harus kita hindari adalah perasaan negatif yang diperpanjang terus-menerus dan berakibat merugikan diri sendiri. Banyak dari kita yang berlarut-larut dalam kekesalan atau kesedihan dan pada akhirnya berujung pada perilaku merugikan.

Terakhir, cobalah untuk tetap mensyukuri apa yang kita miliki. Dalam kesulitan ini, paling tidak kita masih memiliki kesempatan untuk hidup. Dalam kerugian ini, paling tidak kita masih memiliki orang-orang tercinta di sisi kita. Ketika hidup mengambil segalanya dari kita, paling tidak kita masih memiliki keyakinan dan kebebasan untuk memutuskan bagi diri sendiri. Kita masih bisa memilih untuk berdiam, berjalan mundur, atau kembali berdiri dan berjalan maju. Semua hal ini patut disyukuri. Cobalah untuk melihat orang-orang di sekitar yang memiliki kehidupan yang jauh lebih sulit daripada kita, maka kita akan lebih menghargai semua rintangan hidup dan proses kita sebagai manusia yang terus berkembang. Ingatlah, optimis bukan berarti kita selalu menganggap bahwa semuanya akan baik-baik saja, tetapi optimis adalah keputusan kita untuk selalu melanjutkan kehidupan walaupun diterpa oleh rintangan sebesar apa pun.