Belajar Arti Kesetiaan dari Guan Yu

Salah satu tokoh berwatak setia yang tidak asing lagi adalah Guan Yu (关羽), seorang jenderal ahli perang dalam kisah sejarah “Tiga Negara” atau “San Guo” (三国) dari Tiongkok. Beliau bukan hanya seorang jenderal perang yang sangat gagah perkasa dalam setiap pertempuran, tetapi juga seseorang yang sangat memegang teguh kesetiaan, keberanian, dan kebenaran.

Dalam pengembaraannya, Guan Yu (关羽) bertemu dengan Liubei (刘备) dan Zhang Fei (张飞). Tiga orang tersebut memiliki hasrat yang sama untuk berjuang membela negara dan mengembalikan ketenteraman bangsa Tiongkok yang sedang bergejolak. Mereka bertiga memutuskan menjadi saudara angkat dan bersumpah sehidup semati untuk menjadi saudara di kebun persik yang terletak di halaman belakang rumah milik Zhang Fei. Liu Bei sebagai kakak tertua, diikuti Guan Yu dan Zhang Fei.   

Kesetiaan Guan Yu (关羽) terhadap saudara-saudara angkatnya juga terlihat saat ketiga bersaudara tercerai-berai karena kejatuhan Xuzhou (徐州) dan Xia Pei (下邳), tempat kedudukan Guan Yu (关羽) dan keluarga Liu Bei (刘备). Beliau menyadari risiko dan tanggung jawab  atas   keselamatan  keluarga  Liu Bei  (刘备). Akhirnya beliau memutuskan  menyerah dan mengikuti Cao Cao (曹操), tetapi dengan syarat bahwa walaupun bekerja untuk Cao Cao (曹操), ia akan tetap setia pada Liu Bei (刘备), dan begitu beliau tahu di mana Liu Bei (刘备) berada, ia akan segera pergi untuk bergabung dan meninggalkan Cao Cao (曹操).

Cao Cao (曹操) terus berusaha merebut  dan menguji hati Guan Yu (关羽). Ketika melihat jubah Guan Yu (关羽) sudah tua dan lusuh, Cao Cao (曹操) menghadiahkan jubah kebesaran kepada Guan Yu (关羽).  Guan Yu (关羽) mengenakan jubah pemberian Cao Cao (曹操), kemudian mengenakan kembali jubah tuanya di luar jubah barunya. Beliau berkata, “Jubah tua ini adalah pemberian kakak angkatku, Liu Bei (刘备). Walaupun kini aku mengenakan jubah pemberian Paduka Perdana Menteri, tidak seharusnya aku melupakan budi baik kakak angkatku.”

Kesetiaan Guan Yu (关羽) berikutnya adalah  saat Cao Cao (曹操) menghadiahkan seekor kuda hebat yang disebut ‘Chi Tu’ (赤兔 , kelinci  merah).  Kuda  tersebut  adalah  bekas tunggangan Lu Bu (吕布) yang dapat berlari 1.000 Li dalam sehari. Seketika Guan Yu (关羽) berlutut untuk mengucapkan terima kasih pada Cao Cao (曹操) dan berkata, “Barang lain walau bagaimanapun berharganya, aku tidak mempedulikannya, tetapi dengan memiliki kuda ini, begitu aku mendengar kabar di mana kakakku, Liu Bei (刘备) berada, aku dapat pergi menemuinya dengan cepat.”

Itulah sedikit kisah mengenai Jenderal Guan Yu, jenderal yang begitu memegang teguh komitmennya untuk setia mendukung dan menemani perjuangan saudara-saudara angkatnya. Beliau rela mengorbankan nyawanya daripada mengingkari sumpah setianya di kebun persik.

Pada zaman sekarang rasanya akan sulit bagi kita untuk menemukan orang yang begitu berkomitmen seperti sosok Guan Yu. Kesetiaan sangat penting. Ini menunjukkan emosi manusia yang tulus. Dengan tetap bersikap setia dan dekat dengan kompas moral, maka secara tidak langsung Anda dapat menyaring orang-orang yang pantas dan tidak pantas berada dalam hidup Anda.

Marilah kita belajar meneladani kesetiaan dari Guan Yu  dengan mengabdi kepada Dao (Tao) dan menjaga kesetiaan pada Guru Besar Li Shang Hu!