Personal branding atau yang dapat diartikan sebagai ‘citra diri’, kerap diasosiasikan dengan penggunaan media sosial. Padahal, personal branding memiliki cakupan yang lebih luas daripada itu. Personal atau pribadi mengacu pada perorangan atau seorang manusia, sedangkan branding atau merek merupakan suatu label yang diberikan. Label tidak hanya berlaku untuk barang dagangan atau bisnis, tetapi sebenarnya setiap orang juga memiliki label.
Dalam media sosial banyak orang yang berlomba untuk menjadi influencer, sebutan untuk public figure atau orang yang diteladani oleh banyak orang. Tidak jarang influencer menjadi pilihan mata pencaharian bagi beberapa orang karena keberadaannya dan pengaruhnya memang terbukti membantu perkembangan berbagai bisnis dan organisasi, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Ketimbang memasang iklan di TV atau koran, banyak bisnis cenderung menggunakan jasa influencer untuk mengiklankan produknya karena saat ini banyak orang yang lebih percaya kepada influencer.
Mengapa seorang influencer memiliki pengaruh yang begitu besar, bisa menggerakkan massa, dan membuat orang percaya pada apapun yang dikatakan atau ditampilkan olehnya di media sosial? Hal ini dikarenakan kuatnya personal branding si influencer. Memiliki pengaruh seperti itu, kita tidak harus menjadikan diri kita seorang influencer. Apa pun profesi kita, baik pedagang, salesman, pemimpin organisasi, politikus, maupun dokter, kita wajib menciptakan label yang baik untuk diri kita.
Orang lain yang menilai dan melabeli kita, tetapi yang memiliki kontrol untuk membentuk label itu adalah diri kita sendiri. Contohnya, bila kita selalu bertutur kata baik, sering menolong orang, mudah memaafkan, serta sering memberikan masukan yang berharga dan bijak untuk orang lain, tentu kita akan dilabeli sebagai orang yang bijaksana. Apabila kita menjadi orang yang ramah, mudah bergaul, selalu mengikuti informasi terkini, dan selalu membuat suasana menjadi ceria, maka kita akan mendapatkan label sebagai orang yang ceria atau sanguine.
Sebagai orang Tao, kita juga perlu memiliki label yang baik. Kita perlu melakukan hal-hal baik yang membuat orang mau bergaul dengan kita, memiliki respek, dan dapat diandalkan. Pada saatnya kita meragi, kita sudah memiliki kelebihan yang membuat orang dapat percaya pada apa yang kita katakan dan perbuat, serta mau mengikuti jejak kita. Bila kita tidak menjaga citra diri atau label diri dengan baik dan konsisten, kita akan kehilangan ‘pengaruh’ kita pada orang-orang di sekitar kita.