Dao yang Agung

Pada prolog kitab Qīng Jìng Jīng (清 静 经) dituliskan bahwa Lao Zi mengatakan, “Dao yang besar atau agung (大道) itu ‘tidak memiliki bentuk’ atau wu xing (无形), ‘tidak berperasaan’ atau wu qing (无情),  dan ‘tidak memiliki nama’ atau wu ming (无名).” Kalau diartikan secara harfiah tampaknya sangat biasa, terutama pada arti ‘tidak berperasaan’. Akan tetapi, bukankah seseorang harus memiliki perasaan atau rasa kasih? Mengapa Lao Zi mengatakan demikian? Sebenarnya ada arti apa di balik itu?

Kata-kata tersebut dapat diartikan sebagai berikut.

1. 大道无形 (dà dào wú xíng)

Dao yang besar atau agung ‘tidak memiliki bentuk’. Tidak berbentuk berarti kita tidak dapat melihatnya secara fisik. Ini dapat diilustrasikan sebagai sebuah sistem yang abstrak. Akan tetapi, seseorang dengan level xiu Dao tertentu dapat merasakan keberadaannya. Sama halnya dengan frekuensi, tidak dapat dilihat secara fisik. Pikiran, ide, atau gagasan manusia juga tidak tampak secara fisik, tetapi dapat menciptakan sesuatu yang berbentuk. Dengan kata lain, suatu barang diciptakan dari ide atau gagasan yang tidak berbentuk.

2. 大道无情 (dà dào wú qíng)

Dao yang besar atau agung ‘tidak memiliki perasaan’. Jika diterjemahkan secara harfiah, ini tampak sangat bertolak belakang dengan ajaran Dao. Akan tetapi, maksudnya adalah Dao yang agung itu adil sesuai dengan salah satu hukumnya, yakni hukum sebab akibat, tidak membeda-bedakan seseorang dari sisi mana pun, segala perbuatan (aksi) pasti ada akibatnya (reaksi), siapa pun yang melakukannya. Setiap orang memiliki waktu yang sama dalam sehari, sesuai perputaran bumi, yakni 24 jam, tidak lebih dan tidak kurang. Hujan badai lebat yang terjadi tidak mempedulikan siapa saja yang masih berada di lapangan terbuka. Bisa dikatakan da Dao ini mengatur segalanya dengan adil.

3. 大道无名 (dà dào wú míng)

Dao yang besar atau agung ‘tidak memiliki nama’. Lao Zi pernah mengatakan, “Sebuah sistem yang sangat agung dan besar ini sulit untuk diberi nama; karena jika kita mengatakannya hitam, maka dia sudah bukan putih lagi; kalau dikatakan manis, maka dia sudah bukan pahit lagi; padahal dia mencakup keseluruhan yang ada.” Pada akhirnya ‘dengan terpaksa’ Lao Zi memberi nama ‘Dao’ karena cakupannya begitu luas sehingga sukar untuk dibahas dengan jelas karena keterbatasan bahasa yang ada.

Demikian. Semoga bermanfaat.