Emosi Anak

Kata ‘emosi’ bukanlah hal yang negatif. Emosi tidak berupa energi negatif kalau diarahkan dengan cara yang tepat. Tidak hanya orang dewasa yang memiliki emosi, anak-anak pun bisa mengeluarkan emosinya kala marah, sedih, kecewa, ataupun dalam situasi yang tidak nyaman. Bagaimana cara mengarahkan emosi anak secara tepat dan menyalurkan emosinya dengan baik adalah hal yang patut dipelajari dan diketahui oleh orang tua.

Emosi harus disalurkan dengan baik dari diri seorang anak sehingga tidak menyakiti diri sendiri, orang lain, ataupun merusak barang di dekatnya. Pendekatan orang tua untuk mengarahkan seorang anak supaya mengerti bagaimana cara menyalurkan emosinya sebaiknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dan saat suasana hati anak sedang baik (atmosfer positif). Orang tua tidak hanya menyuruh, memerintah, atau memberi penekanan kasar untuk berhenti beremosi, tetapi juga berempati untuk memahami situasi anak dan menunjukkan kepada anak bahwa orang tuanya adalah tempat yang nyaman untuk mengenal lebih jauh rasa emosi yang sedang dialaminya.

Cara menyampaikan kepada anak bisa juga dilakukan dengan beberapa cara yang sederhana. Salah satunya adalah dengan media pendukung agar anak lebih mudah mengerti, contohnya buku bacaan anak-anak yang bertema emosi anak. Orang tua bisa juga mengingatkan kembali situasi kemarin saat anak sedang emosi dan orang tua membahasnya kembali dengan bahasa yang mudah dimengerti agar anak belajar bagaimana cara menyalurkan emosinya dengan baik.

Kemudian, cara menyalurkan emosinya bisa diajarkan dengan menarik napas dalam-dalam, minum segelas air, melompat, menggambar, menari, mendengarkan musik, bermain balon, pergi dari situasi yang tidak menyenangkan, misalnya  jalan-jalan, dan masih banyak lagi.Kemampuan untuk mengelola emosi tidak cukup hanya diajarkan atau dilakukan satu kali. Butuh kesabaran orang tua dan kesadaran anak untuk melakukannya. Anak juga memerlukan proses dalam mengenali emosinya, berusaha untuk menyalurkan emosi ke arah yang benar, dan perlu pengulangan dalam melakukannya. Selain itu, anak juga memerlukan role model (contoh nyata) bagaimana cara yang baik dalam mengendalikan emosi, yaitu orang tuanya sendiri. Kita sebagai orang tua, wajib memberi contoh yang baik, tidak hanya memerintah anak untuk beremosi yang baik. Semoga bermanfaat.