Umur vs Kedewasaan

Umur dan kedewasaan seharusnya berjalan bersamaan karena semakin lama kita hidup di dunia, semakin banyak hal yang dapat dipelajari dan menjadikan kita lebih dewasa. Faktanya, di lapangan banyak orang yang berumur 30 tahun ke atas, tetapi masih seperti anak-anak. Bukan karena masih bermain game online atau berada di tempat bermain keluarga, tetapi lebih ke cara mengatur emosi dan menyelesaikan masalah.

Misalnya, seseorang dengan tabiat mendiamkan orang lain saat dia sedang marah atau tidak suka dengan seseorang. Mendiamkan orang lain bukan untuk berpikir, tetapi memberikan hukuman kepada orang tersebut yang dikenal sebagai silent treatment dan berharap agar orang itu menyadari kesalahannya. Akan tetapi, hal yang terjadi adalah permusuhan, yang mana tidak menyelesaikan masalah sama sekali, malah sering kali disebut dengan lari dari masalah. Hal seperti inilah yang saya maksud belum memiliki kedewasaan yang cukup. 

Seseorang yang dewasa bukan berarti tidak boleh marah, tetapi marah mereka memiliki tujuan, tidak mengecam seseorang, dan yang paling penting adalah tidak dendam setelah marah. Diam saat marah sangat baik untuk berpikir bagaimana seharusnya bertindak atas masalah yang terjadi; bukan diam selama berhari-hari, marah, bermusuhan, memasang wajah tidak senang setiap bertemu, atau menganggap masalah itu hilang.

Terkadang sebagai seseorang yang sudah memiliki anak, kita merasa memiliki kekuasaan untuk mengatur keseluruhan hidup anak. Kita marah apabila anak melakukan sesuatu di luar keinginan kita dan selalu memaksakan kehendak kita kepada mereka. Hal ini merupakan salah satu sifat orang tua yang belum dewasa. Jadi, bukan berarti sudah menjadi orang tua lantas menjadi pribadi yang dewasa. Orang tua yang dewasa akan mendengarkan terlebih dahulu alasan ketidaksetujuan anak sebelum marah, mempertimbangkan alasannya, kemudian mengambil jalan tengah, tidak serta-merta memaksakan kehendak. 

Menjadi dewasa bukanlah perkara yang mudah karena menjadi dewasa mengharuskan kita mengesampingkan ego kita terlebih dahulu, kemudian berpikir dari kacamata orang lain, berpikir dari kacamata kita sendiri, baru bertindak. Tiga langkah ini kadang terlewat sehingga menyebabkan kita bertindak sesuka hati di awal, kemudian menyesal belakangan. Namun, sebagai seseorang yang xiu Dao, kita harus selalu belajar bagaimana cara bertindak, cara berbicara agar tidak menyinggung orang lain, dan menjadi lebih dewasa lagi karena kedewasaan merupakan satu langkah menuju kebijaksanaan.

Semoga bermanfaat.