Inisiatif, Responsif, dan Adaptif

Kehidupan ini sudah diserahkan kepada kita sepenuhnya dengan kehendak bebas, wewenang, dan otoritas untuk menjalaninya. Di dalam diri kita sudah dibekali berbagai sistem, fungsi, dan fitur-fitur spesifik mirip cara bekerja smartphone atau mobil. 

Semuanya ada dalam genggaman tangan orang yang memegangnya. Jadi, ini tergantung pada kemahiran si pemegang hape. Bisa kita umpamakan seperti seorang sopir yang diserahkan tugas untuk mengemudikan mobil yang bisa berjalan maju mundur, berbelok kiri kanan, ngebut atau pelan, dan parkir atau berjalan. Mobil bisa sampai ke tempat-tempat yang mau dikunjungi  tergantung pada kemahiran sopir yang mengemudikan mobil. 

Dalam kehidupan nyata sehari-hari ada dua mode yang berlangsung terus-menerus dan kita temui, yang saya sebut sebagai mode “inisiatif” dan mode “responsif”.

Mode Inisiatif

Dalam mode inisiatif, kita melakukan berbagai antisipasi, persiapan, latihan, simulasi, dan belajar hal-hal baru yang sudah kita pertimbangkan bakal membuat keadaan/situasi selanjutnya lebih baik atau mencegah hal yang buruk terjadi sesuai dengan kebutuhan dan keperluan kita. 

Dalam mode inisiatif, pemicu (trigger) tindakan kita adalah berbagai pilihan dan pertimbangan yang sudah diperhitungkan dalam pikiran. Dalam mode inisiatif, fitur pikiran yang kita gunakan adalah perhitungan, prediksi, dan imajinasi. 

Mode Responsif

Dalam mode responsif, kita menanggapi berbagai derajat situasi, kondisi, peristiwa, atau keadaan yang nyata  terjadi di depan kita. Fitur pikiran yang kita gunakan adalah memori, ingatan tentang cara yang sudah pernah kita lakukan sebelumnya atau kita mencoba mengingat bagaimana orang yang menjadi panutan kita melakukan respon bila menemui situasi yang mirip dengan situasi yang kita hadapi. Bila dari ingatan kita tidak bertemu solusinya, maka fitur pikiran yang digunakan akan berpikir seketika bagaimana cara mengatasi atau menghadapinya? Bila itu hal yang baru, ya kita sedikit mesti berani coba-coba atau menjajaki dulu, istilahnya test the water sambil belajar. Bila ada orang lain yang lebih pintar sebagai tempat bertanya, ya kita belajar dari mereka. 

Mode Adaptif

Mode yang ketiga adalah mode adaptif atau beradaptasi. Mode inisiatif dan responsif hanya terfokus pada diri kita dan situasi nyata di depan kita, sedangkan mode adaptif berlangsung ketika kita berada bersama dengan orang lain. Jadi ada aku, ada situasi, dan ada orang lain. 

Apa yang penting bila kita berada bersama orang lain? Ya benar, kita mesti bisa berhubungan yang baik dengan orang lain sehingga bila kita berjumpa dengan situasi yang perlu mendapat tanggapan (respon) dan inisiatif yang hanya bisa dikerjakan secara bergotong royong, kita bisa melakukan sinergi yang kompak dan akur bersama orang lain. Segala sesuatunya menjadi beres dan lancar dalam sebuah kebersamaan dan kerja bareng yang solid. 
Jadi kesimpulannya, mahir untuk melakukan “inisiatif”, melakukan “respon”, dan melakukan “adaptasi” sangat diperlukan untuk menunjang mulusnya perjalanan hidup kita. Siutao mendorong kita untuk menjadi manusia-manusia yang mahir atau lihai dengan semangat merevisi diri yang tiada henti. Maju dan lestari Tao TSM.