Kebahagiaan sebagai Tujuan

Apabila kita bertanya kepada teman, saudara, atau orang lain apa yang mereka inginkan dalam kehidupan, maka kita akan menemukan jawaban yang paling banyak adalah kebahagiaan. Walaupun kita semua mempunyai jawaban spesifik yang beragam, tetapi kebahagiaan adalah yang paling kita inginkan.

Apa pun motivasi kita, sebagian besar dari apa yang kita kerjakan dalam hidup pada akhirnya bertujuan untuk membuat kita bahagia. Pada kenyataannya, kita sering keliru. Kebahagiaan tidak selalu terwujud sesuai dengan keinginan kita. Untuk itu, saya akan berbagi sebuah cerita kuno yang berjudul “Mangkuk Pengemis”.

Alkisah, hiduplah seorang raja di sebuah kerajaan antah berantah. Suatu saat, ketika keluar dari istananya, bertemulah raja dengan seorang pengemis. Kaget karena ada pengemis yang hidup di kerajaannya,  raja pun bertanya, “Wahai Pengemis, apa yang Engkau inginkan?” Pengemis itu sambil tertawa berkata, “Yang Mulia bertanya seolah-olah mampu memenuhi keinginan hamba.” Merasa tersinggung, raja pun menyahut, “Tentu saja Aku mampu. Aku adalah penguasa kerajaan ini.” Namun, si pengemis mengingatkan,” Berpikirlah dua kali sebelum Yang Mulia menjanjikan apa pun.” Sang raja bersikeras, “Aku akan memenuhi apa pun yang Engkau minta karena aku sangat berkuasa yang mampu memenuhi segala keinginan.”

Pengemis itu menjawab seraya mengeluarkan mangkuk kecil, ” Keinginan hamba sederhana sekali. Dapatkah Yang Mulia mengisi mangkuk pengemis ini?” “Tentu saja”, sahut sang raja, lalu memberi perintah kepada prajuritnya untuk mengisi mangkuk tersebut dengan sekantung uang. Ketika dituang ke dalam mangkuk, uang itu menghilang. Prajurit mengisi lagi, lagi, dan lagi, tetapi setiap kali melakukannya, uang itu segera lenyap. Mangkuk pengemis itu tetap kosong.

Kabar pun menyebar ke seluruh kerajaan sehingga orang yang berkerumun bertambah banyak. Kewibawaan raja dipertaruhkan. Ia terus memberikan kekayaannya ke dalam mangkuk, termasuk berlian, permata, dan mutiara sehingga kas kerajaan menjadi kosong. Namun, mangkuk pengemis seolah-olah tidak memiliki dasar. Segala sesuatu yang dimasukkan ke dalamnya langsung hilang. Akhirnya raja menjatuhkan diri di depan pengemis dan mengakui kekalahannya. “Anda menang, tetapi sebelum pergi, tolong jawab pertanyaan saya.  Apa rahasia mangkuk tersebut?” Sang pengemis menjawab, “Tidak ada rahasia. Mangkuk itu cuma terbuat dari segala keinginan manusia.”

Salah satu tantangan bagi kita adalah memastikan tujuan hidup kita tidak berubah menjadi seperti mangkuk pengemis. Keinginan yang tak ada habisnya, yang terus mencari apa pun yang dapat membuat kita bahagia, pada akhirnya tidak akan menghasilkan kesuksesan.