Cao Guo Jiu (曹国舅) diperkirakan hidup pada zaman dinasti Song (960 – 1279). Beliau merupakan adik kandung dari Ibu Suri Cao, sehingga beliau mendapatkan gelar sebagai “Paman Kaisar”. Meskipun mempunyai gelar dan pangkat yang tinggi, Cao Guo Jiu sama sekali tidak tertarik dalam mengurus pemerintahan. Beliau lebih senang menolong rakyat kecil dengan membagikan beras kepada rakyat yang kelaparan. Hal ini berkebalikan dengan kakak kandung Cao, Cao Jing Zhi (曹景植), yang sangat berambisi mendapatkan kekayaan dan jabatan tinggi.
Pada suatu hari Cao Guo Jiu mendengar kakaknya melakukan korupsi di gudang pemerintahan. Beliau berusaha untuk menasihati kakaknya agar segera mengembalikan apa yang sudah diambilnya. Namun, semua itu tidak digubris oleh sang kakak.
Pada lain waktu sang kakak kembali membuat masalah. Ia menggunakan jabatan dan pangkatnya untuk merebut istri dari seorang pejabat pemerintahan. Cao Guo Jiu berusaha untuk memperingatkan kakaknya yang sudah bertindak kelewatan itu. Namun, kembali hal ini tidak digubris oleh kakaknya. Karena jabatannya yang tinggi, tidak ada yang berani menghukum sang kakak.
Karena merasa malu, Cao Guo Jiu melepaskan semua gelarnya dan berkelana ke berbagai penjuru negeri. Dalam beberapa tahun Cao Guo Jiu menyendiri di sebuah desa terpencil untuk menekuni Tao. Beliau pun sering membantu rakyat di desa tersebut untuk bercocok tanam dan beternak.
Pada suatu hari Lu Dong Bin dan Zhong Li Quan datang berkunjung ke desa tersebut untuk melihat sudah sejauh mana kemajuan Cao Guo Jiu dalam belajar dan mempraktikkan Tao. Mereka bertanya kepada Cao Guo Jiu, “Apa yang kamu lakukan di desa terpencil ini?”
“Saya menekuni dan belajar Tao.”
“Di manakah Tao itu?”
Cao Guo Jiu menjawab dengan menunjuk ke arah 天 (tian/langit)
“Lalu di manakah 天 (tian) itu? “
Cao Guo Jiu menunjuk ke arah hatinya.
Kedua dewa tersebut tertawa melihat jawaban dari Cao Guo Jiu lalu berkata, “Hatimu sudah menyatu dengan 天 dan 天 adalah bagian dari Tao. Kamu sudah mencapai tingkatan yang tertinggi.”
Lu Dong Bin dan Zhong Li Quan akhirnya memberikan sebuah ilmu rahasia kepada Cao Guo Jiu dan mengajak beliau untuk bergabung menjadi dewa. Sesudah menjadi dewa, Cao Guo Jiu sering digambarkan mengenakan jubah dan topi pejabat kekaisaran serta memegang sebuah tablet giok.
Melalui cerita ini, beliau mengajarkan kepada kita bahwa integritas dan prinsip tidak melihat nama, gelar, dan kekayaan. Hanya dengan meletakkan semua itu, seseorang baru bisa selaras dengan Tao dan mencapai kedewaan.