Jangan percaya bila orang-orang di sekitar kita memberikan nasihat tentang emosi atau perasaan yang boleh dan tidak boleh kita rasakan, seperti jangan marah, jangan terlalu sedih, jangan khawatir, dan sebagainya. Kita hidup di dunia di mana emosi negatif dianggap sebagai sesuatu yang salah atau bermasalah. Padahal, istilah positif dan negatif hanyalah dualitas yang diciptakan oleh manusia dan tidak menunjukkan dengan tepat mana yang benar atau salah. Namun, kita senantiasa diajarkan untuk menekan, menyingkirkan, bahkan menghindari perasaan-perasaan negatif.
Emosi datang secara spontan dan alami. Manusia tidak dapat mengatur jenis emosi yang ingin mereka rasakan. Mari kita bayangkan sebuah kondisi di mana kita baru saja kehilangan orang sangat kita cintai di dunia ini! Tentu kita tidak bisa merasa bahagia, bukan? Bila ada yang menasihati kita untuk tidak bersedih, tentu hal ini terdengar tidak masuk akal. Semua manusia membutuhkan perasaan-perasaan negatif. Permasalahannya adalah apabila perasaan negatif tersebut berlangsung terlalu lama dan kita melakukan tindakan yang merugikan ketika perasaan itu hadir. Ketika merasakan perasaan negatif, berusahalah untuk kembali bangkit setelah beberapa waktu dan tidak melakukan atau mengatakan hal-hal yang merugikan siapa pun, termasuk diri kita sendiri.
Sebenarnya semua perasaan negatif bermanfaat bagi manusia yang merasakannya. Rasa sedih karena kehilangan berfungsi sebagai titik balik manusia. Seorang manusia yang benar-benar sedih dan berkabung, biasanya secara perlahan akan menemukan makna di balik kejadian itu. Setelah melalui titik terendah dalam hidup, manusia biasanya akan bangkit kembali, dan kali ini dengan kekuatan yang lebih besar. Bila tidak pernah merasakan kesedihan, maka manusia tidak akan merasakan keindahan makna hidup.
Rasa marah berfungsi sebagai sumber energi tambahan bagi manusia untuk terus maju. Kita dapat merasakan marah ketika pribadi kita disinggung, diejek, atau diremehkan orang lain. Kita juga merasa marah ketika ketidakadilan terjadi. Namun perlu diketahui, rasa marah bisa menjadi motivasi untuk membuktikan kepada orang-orang yang mengejek kita bahwa kita mampu mencapai keberhasilan. Rasa marah juga bisa menjadi motivasi untuk mendapatkan apa yang sangat penting dalam hidup kita. Tanpa dorongan ini, kita akan merasa kehidupan kita terlalu nyaman sehingga pada akhirnya sulit bagi kita untuk berkembang.
Bagaimana dengan rasa khawatir? Rasa khawatir adalah tanda bahwa kita belum cukup siap. Munculnya rasa khawatir menunjukkan bahwa ada sesuatu yang harus kita lakukan, perbaiki, atau tambahkan dalam hidup. Bila kita tidak melakukan apa-apa, maka rasa khawatir itu tidak akan pergi. Daripada membiasakan diri hidup dengan rasa khawatir, lebih baik kita melakukan sesuatu untuk menyelesaikan akar masalah penyebab rasa khawatir kita. Bila kita mau menganalisis lebih dalam, semua perasaan negatif mempunyai fungsinya masing-masing. Sama halnya dengan gejala sakit pada tubuh, perasaan negatif merupakan pertanda bahwa kita harus melakukan sesuatu. Jadi, lain kali ketika kita merasakan perasaan negatif, cobalah untuk memahami dan memanfaatkannya.