Ketika Hukum Rimba Lebih Nyata daripada Hukum Karma

Hukum rimba adalah hukum yang menyatakan bahwa yang menang atau yang kuat akan berkuasa. Di sisi lain, hukum karma adalah hukum sebab akibat atau tanam tuai yang menyatakan bahwa setiap perbuatan akan memiliki akibat atau balasannya. Apa yang ditanam itulah yang akan dituai, baik itu perbuatan baik maupun buruk. Sebagai contoh, ibarat menanam biji jeruk yang akan berbuah jeruk dan tidak akan berbuah durian. Jika kita menanam kebaikan, tentu hasilnya akan baik, sementara jika berbuat jahat, hasilnya akan buruk. Oleh sebab itu, hukum karma mengajarkan orang untuk berbuat kebaikan dan tidak berbuat kejahatan. 

Tentunya kedua hukum ini berbeda, tetapi keduanya ada dalam kehidupan. Dalam realitas kehidupan, hukum rimba terasa paling nyata. Siapa yang kuat, dialah yang berkuasa. Pada zaman sekarang, interpretasinya terkait dengan kekayaan dan kedudukan. Oleh karena itu, banyak orang yang mati-matian mengejar kekuasaan dan materi, bahkan dengan segala cara demi kepentingannya sendiri. Kekuasaan dan uang dianggap sebagai sarana untuk langsung memperoleh atau mewujudkan hal-hal yang diinginkan saat itu juga. 

Sementara itu, walaupun hukum karma ada dalam kehidupan ini, tetapi terasa kurang nyata dan tidak dirasakan secara langsung. Proses hukum karma ini menjadi rahasia alam. Oleh karena itu, orang cenderung lebih memilih hal-hal yang nyata karena bagaimanapun, hidup ini harus terus berlanjut, alias the show must go on. Lantas, bagaimana pandangan agama Tao terhadap hal ini?

Agama Tao memang tidak mengajarkan umatnya untuk menghindari materi, bahkan dalam wu fu terdapat kekayaan (財) dan kedudukan (禄). Mengapa demikian? Hal ini karena ajaran Tao bersifat alamiah. Kehidupan manusia di dunia ini memang memerlukan materi. Namun, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mendapatkan dan memanfaatkan materi dan kedudukan tersebut secara baik dan benar. Maka dari itu, umat Tao harus menjaga Dao de (道德) atau moralitas yang tinggi dalam dirinya dan memiliki wu (悟) atau kesadaran yang tinggi.

Kesadaran atau wu akan membuat kita mengerti bahwa hidup di dunia ini adalah suatu proses, dan materi serta kedudukan hanyalah sarana dalam kehidupan. Moralitas yang tinggi memungkinkan umat Tao menjadikan materi dan kedudukan sebagai alat yang bermanfaat besar dan bermakna, bahkan membuahkan gong de (功德) atau kebajikan yang besar. 

Tidak ada yang salah dengan memiliki harta dan materi, semuanya tergantung pada cara manusia menggunakannya. Seperti sebilah pisau tajam yang dapat melukai, tetapi juga memiliki fungsi yang besar dan bermanfaat, tergantung pada cara penggunaannya. Milikilah harta dan materi dengan cara dan dari sumber yang benar, kemudian gunakan dengan baik dan benar. Dengan demikian, hukum rimba dapat sejalan dengan hukum karma, dan hasilnya akan menjadi sangat luar biasa.

Jangan pernah lupa diri dan terbutakan oleh materi! Ingatlah bahwa harta dan kekuasaan di dunia ini tidak dapat dibawa mati! Jika memiliki kekuasaan, tetaplah berjalan di jalan Tao dan berbuatlah banyak kebajikan di dunia!