Sebagai umat Tao, setiap hari kita teratur bersembahyang kepada Dewa-dewi, memohon perlindungan dan berkah dalam kehidupan. Sebagai sarana, kita biasa menggunakan dupa/hio. Pada hari-hari tertentu seperti ce it, cap go, dan hari kebesaran Dewa-dewi, kita mempersembahkan lima macam buah-buahan, lima gelas teh, dan menyalakan lilin di altar. Dengan niat dan hati yang tulus, kita bersembahyang kepada Dewa-dewi. Demikianlah gambaran sederhana sembahyang kita.
Tentang upacara ritual, sebagai manusia, dari lahir hingga meninggal, kita memiliki momen-momen yang memerlukan upacara ritual. Upacara-upacara ini bertujuan khusus untuk memohon kepada Dewa-dewi agar dalam waktu tersebut, kejadian dalam kehidupan kita mendapatkan bantuan, kelancaran, dan berkah dari Dewa-dewi. Misalnya, upacara pernikahan, upacara kematian, upacara Yán Shòu (延寿) untuk memperpanjang usia, upacara Qiu Zi (求 子) untuk memohon keturunan, upacara Kai Yuan (開緣) untuk membuka jodoh, dan lain-lain. Upacara ritual ini ada yang bertujuan membantu manusia yang masih hidup dan ada yang bertujuan membantu manusia yang sudah meninggal atau berhubungan dengan dimensi lain. Upacara ritual Ini tentu saja memerlukan bantuan Dewa-dewi. Sarana upacara ritual memiliki kekhususan dan arti-arti tertentu yang melambangkan permohonan kita kepada Dewa-dewi.
Di balik semua persembahan, tata cara upacara ritual, dan sembahyang ini, sebenarnya ada warisan jejak informasi dari leluhur kita yang merupakan identitas diri dan perwujudan niat dan hati yang tulus untuk memohon kepada Dewa-dewi, seperti dikutip dari buku Xué Dào Xū Zhī (學道須知) berikut.
本虚空界一切皆无, 因有仪式, 一切皆有, 虽然仪式并不是十分重要,
但一切总要有一种程序, 如此进步才蒜有轨跡可循。
Běn xūkōng jiè yīqiè jiē wú, yīn yǒu yíshì, yīqiè jiē yǒu, suīrán yíshì bìng bùshì shí fèn zhòngyào,
dàn yīqiè zǒng yào yǒuyī zhǒng chéngxù, rúcǐ jìnbù cái suàn yǒu guǐ jì kě xún
Di dalam dimensi kosong semuanya kosong, karena ada upacara dan cara, maka semua ada. meskipun acara/upacara itu bukan yang terpenting, tetapi semua itu harus mempunyai prosesi tertentu, dari itulah baru dapat maju, dan meninggalkan bekas (informasi) untuk dicari (ikuti).
Dari kutipan tersebut, kita dapat memahami bahwa sesungguhnya dalam sembahyang dan ritual, yang terpenting bukanlah persembahan ataupun upacaranya, tetapi adanya upacara ritual, sarana sembahyang, dan persembahan yang merupakan perlambang-perlambang yang diwariskan oleh leluhur sebagai jejak informasi yang kita ikuti sebagai keturunannya. Ini merupakan wujud nyata dari niat dan hati yang tulus untuk memohon kepada Dewa-dewi melalui sebuah ritual agar dibantu dan diberkati oleh-Nya. Semua upacara ritual memiliki maksud dan tujuan tertentu, yang mana selain untuk memohon bantuan Dewa-dewi, juga untuk menenteramkan hati orang yang bersembahyang atau memohon. Dengan niat dan hati yang tulus, pastinya Dewa-dewi akan memberkati kita semua.