Manusia hidup di dunia tidak luput dari adanya batasan-batasan yang dibuat oleh diri sendiri ataupun yang alamiah adanya. Waktu yang terus berjalan tidak dapat kita hentikan sehingga membuat kita terbatas dalam hal waktu. Kita dapat membuat beberapa batasan untuk diri sendiri, misalnya dengan siapa kita bergaul atau bersosialisasi sehingga kita terhindar dari pergaulan yang tidak sehat. Kita juga kadang membuat batasan untuk diri sendiri yang menjadikan kita tidak berani mencapai hal yang seharusnya kita bisa capai.
Bisakah kita membatasi kemampuan, cita-cita, dan imajinasi kita? Apakah kemampuan untuk mendalami hal-hal di luar bakat kita itu terbatas? Adakah hal-hal yang berada di luar batas kemampuan kita? Adakah batasan untuk meraih cita-cita kita? Apakah kita bisa membatasi imajinasi kita dalam menentukan akan seperti apa kita nantinya? Berapa lama batas waktu yang diperlukan untuk mewujudkan cita-cita?
Satu-satunya cara untuk menemukan batasan kemampuan kita adalah dengan mencoba melampaui batasan dari hal yang kita pikir mustahil bisa kita kerjakan. Apakah kita mau dan mampu melampauinya?
Kita dibatasi oleh waktu kita di dunia untuk xiudao, merevisi diri, memupuk kebaikan, meningkatkan kemampuan, dan belajar segala hal yang nantinya menjadi bekal kita setelah meninggalkan dunia ini. Kita sedang berkejaran dengan waktu. Bagaimana kita bisa berusaha dalam menjalankannya, inilah salah satu kunci suksesnya.
Kita dibatasi oleh kemampuan finansial untuk membantu sesama taoyu yang sedang mengalami kesulitan finansial. Namun, tidak ada yang mampu membatasi kita untuk membantu mereka. Kita bisa memberikan informasi kepada pengurus taokuan atau taoyu lain yang kuat secara finansial dan siap membantu.
Beberapa dari kita dibatasi dengan belum adanya kesempatan atau kemampuan untuk aktif di depan layar setiap acara taokuan. Akan tetapi, kita dapat memberikan bantuan di balik layar manakala dibutuhkan.
Kita juga mungkin dibatasi oleh usia yang membuat kita tidak lagi energik seperti kaum muda untuk mendukung program shimen. Namun, saran, pengalaman hidup, dan sumbangsih materiel dapat kita berikan.
Adanya keterbatasan untuk berkarya, berbuat kebaikan, dan memberikan sumbangsih untuk shimen dan sesama taoyu tidak membatasi kita untuk melampaui keterbatasan tersebut. Kita harus selalu mencari jalan, cara, dan solusi untuk tidak henti-hentinya berkarya dan memupuk sumbangsih kita untuk shimen.
Berikut saya mengutip kalimat dari Jiang Yi, “Belajar Tao harus mengerti sungguh artinya yin yang, sekali-kali jangan dibekukan di atas suatu bentuk atau keadaan. Kalau tidak, tentu tak akan melihat keseluruhannya, karena teori Tao adalah teori yang hidup gerak. Jika tak mempunyai otak yang encer untuk mengimbangi, niscaya tak akan dapat menggunakannya.”
Semoga bermanfaat.