Menjadi Diri Sendiri

Kita sering mendengar orang berkata, “Saya ingin menjadi diri saya sendiri.” Namun, benarkah sudah dilakukan? Dalam kehidupan yang nyata ini, saat melihat orang melakukan sesuatu, tanpa disadari kita juga ingin melakukan hal tersebut. Saat melihat orang berpenampilan rapi, kita berusaha mengikuti, bahkan ingin melebihi supaya terlihat berbeda dan lebih bersinar daripada orang lain. Begitu juga saat mendengar ada orang yang berbicara dengan sangat dalam dan bijak, padahal mungkin orang itu tidak jauh berbeda dengan diri kita. Akibatnya, dari hal-hal kecil yang terjadi dalam kehidupan ini, kita telah melewatkan waktu untuk menjadi diri sendiri yang sesungguhnya, bahkan kita tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan telah jauh dari diri kita sendiri yang asli.

Sepenting itukah menjadi diri sendiri?

Bila pertanyaan ini ditanyakan kepada orang-orang yang telah berhasil, mereka akan memberikan jawaban bahwa penting untuk menjadi diri sendiri. Pada umumnya orang mengatakan bahwa hidup ini singkat, kita harus menjadi diri sendiri, dan sangat melelahkan untuk selalu berusaha menjadi seperti orang lain atau untuk mencapai harapan orang lain.

Akan tetapi, menjadi diri sendiri sebenarnya bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Kita sering membentuk diri kita menjadi orang lain karena lingkungan atau harapan orang lain.

Apakah sudah menjadi diri sendiri?

Banyak orang yang salah memahami arti menjadi diri sendiri, berpikir bahwa terlepas dari perasaan orang lain, mengabaikan komentar orang lain, dan melakukan apa yang ingin kita lakukan disebut menjadi diri sendiri.

Dalam menghadapi hambatan dalam hubungan antarmanusia, kita sering mendengar perkataan, “Jadi orang lain susah, lebih baik menjadi diri  sendiri.” Sebenarnya itu mungkin hanya alasan bagi orang yang tidak mempunyai keberanian dalam menghadapi tantangan. Ketika kita mengatakan ini, kita harus tahu apakah kita hanya ingin lepas dari tekanan yang sedang dialami.

Tentu saja penting untuk mengubah diri sendiri jika kita adalah diri kita sendiri. Namun, sebelum melakukan perubahan, lakukan introspeksi diri dan jangan mengubah sifat atau kebiasaan yang sudah baik menjadi buruk.

Perjalanan menjadi diri sendiri

Jika kita ingin menjadi diri sendiri, pertama-tama kita harus bisa memahami diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri, kita menjadi lebih rasional dan memahami keinginan ataupun kebutuhan kita dengan lebih baik sehingga kita tidak kecewa dan frustasi saat menghadapi kesulitan.

Orang yang benar-benar menjadi dirinya sendiri adalah orang yang mengetahui apa yang diinginkannya, berpegang teguh pada impian atau cita-citanya, bergerak maju menuju tujuannya, dan melakukan apa yang selalu diinginkannya. Hidup kita adalah milik kita. Temukanlah cara-cara untuk mencetak perjalanan kita sendiri melalui langkah-langkah yang diinginkan sebagai fondasi perjalanannya.

Kita sering menekankan untuk menjadi diri yang paling otentik/asli, sementara mengabaikan bahwa kita dapat melangkah lebih jauh untuk menjadi diri yang terbaik. Perbedaan besar di antara keduanya adalah menjadi diri yang paling otentik/asli itu menekankan pada kepentingan diri sendiri dan mengabaikan perasaan orang lain, sedangkan menjadi diri yang terbaik menekankan pada kebaikan diri di segala sisi dan mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Menjadi yang terbaik tidak hanya membantu untuk meningkatkan kualitas diri sendiri, tetapi juga lebih mudah diterima oleh orang lain.

Sulit untuk menahan mata orang lain, tetapi kita bisa menghadapi diri sendiri dengan jujur. Kita perlu mengerti bahwa mata orang lain ibarat pasir yang masuk ke mata dan air mata akan mengalir karena sakit. Namun, mata yang dibasuh oleh air mata adalah mata yang dapat melihat dunia dengan lebih jelas.

Diri kita sendiri adalah pusat kehidupan kita. OLeh karena itu, milikilah keberanian untuk menjadi diri sendiri  dan bangunlah temboknya mulai dari sekarang!