Sebagian besar manusia percaya adanya nasib, takdir, dan kehendak langit. Sebenarnya ketiga istilah itu memiliki makna yang mirip, yaitu jalan hidup yang sudah ditentukan oleh langit dan pada akhirnya akan dijalankan oleh manusia. Oleh karena itu, bila manusia mengalami sebuah kejadian yang tak terelakkan, maka ia akan cenderung menganggap ini sebagai takdir atau kehendak langit.
Namun, ternyata masih banyak dari kita yang tidak begitu paham terhadap cara kerja takdir. Apakah kehendak langit itu memang ada? Apakah kehendak langit dapat diubah? Apakah langit memperingatkan manusia sebelum suatu hal terjadi? Pertanyaan-pertanyaan ini sering kali muncul di benak kita. Melalui artikel ini saya mencoba menjabarkan cara kerja kehendak langit yang sesuai dengan ajaran agama Tao.
Sebagai umat Tao, kita percaya adanya kehendak langit. Sejak lahir, seorang manusia membawa takdir kehidupannya secara utuh. Hal ini dapat dilihat dan diprediksi dengan cara melihat wajah dan garis tangan seseorang. Nasib baik dan buruk seseorang dapat diperkirakan secara akurat hanya dengan melihat wajah dan garis tangannya. Hal ini menunjukkan bahwa takdir memang sudah ada sejak manusia lahir. Takdir tersebut ditentukan oleh utang piutang yang ia bawa dari kehidupan sebelumnya. Hal ini menjelaskan mengapa lingkungan hidup setiap anak yang baru lahir berbeda-beda. Ada yang lahir di keluarga bangsawan, ada pula yang lahir di keluarga miskin. Ada yang lahir sebagai anak presiden, ada pula yang lahir sebagai anak rakyat biasa. Semua membawa takdirnya masing-masing.
Apakah kehendak langit dapat diubah? Jawabannya adalah tidak sepenuhnya, tetapi kehendak langit dapat sedikit dibelokkan. Salah satunya, yaitu melalui upacara Tao untuk memperpanjang umur (yanshou). Banyak sekali kejadian yang menunjukkan bahwa seseorang terlepas dari maut dan diberikan waktu beberapa tahun lagi untuk hidup setelah menjalani upacara yanshou. Walaupun terdengar ajaib, tetapi tentu saja ada pertukaran/imbalan yang dilakukan untuk mendapatkan beberapa tahun kehidupan tersebut. Hal yang ditukar adalah jasa/amal manusia tersebut selama hidupnya. Bila kita ingin mengubah nasib dan takdir, maka satu-satunya cara hanyalah dengan memupuk jasa. Apabila kita sering memupuk jasa selama hidup kita, maka suratan takdir seperti bencana, sakit, dan kematian akan bisa sedikit berubah atau diringankan, baik waktunya maupun intensitas kerusakannya. Beberapa orang lebih mengenalnya dengan istilah karma atau hukum sebab akibat. Walaupun seorang manusia sudah ditakdirkan untuk hidup susah dan tertimpa bencana, dirinya tidak boleh menyerah begitu saja. Ia harus rajin bekerja dan banyak-banyak berbuat amal. Ia harus memiliki moral yang tinggi hingga bisa menggetarkan hati dewa-dewi. Pada akhirnya kehendak langit yang bersifat negatif akan diringankan bagi orang tersebut.
Cara terbaik dalam menyikapi nasib, takdir, dan kehendak langit adalah dengan menjadi peka dan mengantisipasi sebelum suatu hal terjadi. Sebenarnya hidup manusia penuh dengan pertanda dan peringatan dari alam semesta, tergantung seberapa peka manusia dalam menerimanya. Apabila terjadi suatu hal dalam hidup kita, maka lebih baik menganggapnya sebagai pelajaran yang bermakna. Semua kejadian sebenarnya terjadi bukan ‘kepada’ kita, tetapi ‘untuk’ kita. Misalnya, pada suatu hari kita terkena sebuah penyakit. Sebagai umat Tao, kita harus segera mencari tahu penyebabnya dan memperbaiki pola hidup kita. Mungkin dengan melakukan ini, kita bisa terbebas dari penyakit kronis yang akan terjadi 20 tahun ke depan. Bukankah langit sudah mengingatkan diri kita? Apabila kita mau lebih memperhatikan, maka setiap kejadian dapat memberikan makna yang berarti untuk kita menjadi manusia yang lebih baik lagi.