Po Mi Kai Wu (破迷开悟)

Sebelum mulai belajar agama Tao, kita perlu mengikuti sesi Pengenalan Tao. Dalam sesi ini kita bisa mendapatkan gambaran atau penjelasan singkat tentang ajaran Tao, apa yang akan dipelajari, dan sebagainya. Di samping itu, kita juga diwajibkan untuk membaca buku Xiu Dao Bao Jian (修道保健) atau sering disebut Jiang Yi. Baik dalam buku maupun pada sesi Pengenalan Tao, terdapat istilah-istilah dalam bahasa Tionghoa, salah satunya adalah po mi kai wu (破迷开悟). Sebenarnya apa yang dimaksud dengan po mi kai wu? Mari kita kupas dengan contoh yang sederhana agar lebih mudah memahaminya!

Po mi (破迷) berasal dari dua huruf yaitu po yang berarti memecahkan dan mi yang memiliki arti takhayul atau mi xin (迷信). Takhayul adalah sembarang percaya tanpa landasan logis yang kuat.  Selanjutnya, kai wu (开悟) terdiri dari dua huruf yaitu kai yang berarti membuka dan wu yang memiliki arti kesadaran. Kesadaran yang dimaksud ini bukan berarti tidak pingsan atau tidak koma, melainkan benar-benar sadar dengan berbagai dimensi dan aspek atas suatu hal atau kondisi dan tidak sembarang percaya apa kata orang. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa po mi kai wu adalah suatu usaha untuk mengikis takhayul dengan meningkatkan pengertian dan pemahaman berdasarkan pola pikir yang logis, sistematis, dan ilmiah.

Umat Tao, dalam belajar Tao tidak semata-mata menekankan pada iman dan keyakinan. Umat Tao wajib untuk belajar, belajar, dan terus belajar seumur hidup untuk terus menambah pengertian dan pengetahuannya. Apa pun boleh dipelajari, dari bidang ekonomi, sastra, sosial kemanusiaan, teknologi, dan sebagainya karena semua ini pasti ada manfaatnya dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan akan membantu kita untuk mengikis pengertian-pengertian yang tidak tepat. Semua ilmu ini pun masih dalam lingkup Tao karena Tao mencakup semua yang ada di dunia ini.

Salah satu contoh mi xin adalah kaum wanita yang sedang mendapat haid tidak boleh bersembahyang karena dianggap kotor. Dengan mempelajari ilmu biologi, kita akan memahami bahwa kondisi fisik kaum wanita dipengaruhi oleh hormon. Organ reproduksi wanita menghasilkan ovum (sel telur) yang akan matang setiap bulan dan dinding rahim akan menebal karena mempersiapkan kehamilan jika sel telur tersebut dibuahi. Jika sel telur tersebut tidak dibuahi, maka dinding rahim akan luruh dan pendarahan inilah yang disebut dengan haid atau menstruasi. Jadi ini adalah siklus alamiah yang dialami oleh kaum wanita yang sehat selama usia produktifnya. Perlu kita ketahui juga bahwa berdasarkan ilmu biologi, darah kotor adalah darah yang memiliki sedikit atau tidak memiliki kandungan oksigen, sedangkan darah bersih adalah darah yang memiliki kadar oksigen tinggi.

Kemudian, jika kita memperhatikan ilmu sejarah dan perkembangan peradaban manusia, kita dapat memahami bahwa pada masa lalu, kaum wanita yang sedang mengalami haid akan menghadapi kesulitan karena pada saat itu belum ada pembalut modern seperti yang ada saat ini, yang memiliki daya serap tinggi. Pada masa tersebut, darah sering kali berceceran dan mengotori lantai.

Jika kita mengombinasikan ilmu biologi, sejarah, perkembangan peradaban manusia, geografi, psikologi, dan sosial, maka kita mendapatkan pemahaman yang lebih luas. Pada masa tersebut, transportasi masih terbatas, mahal, dan tidak senyaman sekarang. Tempat ibadah terletak di lokasi yang jauh sehingga memerlukan waktu tempuh yang cukup panjang. Kondisi keamanan juga tidak sebaik saat ini. Kondisi fisik kaum wanita yang sedang mengalami haid cenderung lebih lemah, dan rasa malu mungkin dialami wanita jika darah haid tembus ke pakaian, apalagi kalau sampai berceceran mengotori lantai. Hal ini juga dapat menimbulkan rasa kurang nyaman bagi umat lain yang bersembahyang.

Oleh karena itu, timbulah jargon, “Ketika haid, kaum wanita tidak perlu bersembahyang karena kotor.” Jargon ini kemudian diwariskan dari generasi ke generasi tanpa disertai dengan pemahaman yang lengkap sehingga menjadi mi xin. Padahal, sebenarnya ‘kotor‘ yang dimaksud adalah secara harfiah, yaitu ceceran darah yang mengotori lantai. Jargon tersebut lahir demi keselamatan umat wanita agar tidak kelelahan selama perjalanan dan terhindar dari rasa malu, serta demi kenyamanan umat lain yang sedang bersembahyang.

Dengan memperluas pemahaman dan memperdalam pengertian di berbagai bidang ilmu pengetahuan, akan membantu proses kai wu (membuka kesadaran) dan po mi (mengikis takhayul). Mudah-mudahan uraian ini dapat dipahami. Akhir kata, selamat belajar dan tetap semangat untuk terus belajar.

Yang disebut “percaya pasti ada, tak percaya pasti tak ada”, apakah benar?
Seseorang yang pikirannya sudah dewasa, tentu mengerti bahwa
Percaya tidak sama dengan ada ; tidak percaya tidak sama dengan nihil.
Percaya atau tidak percaya adalah pandangan pribadi;
ada atau tak ada (nihil) adalah fakta.
(Pengetahuan Umum Tao XVI, kitab Xiu Dao Bao Jian)