Agama Tao lahir dan tumbuh di Tiongkok, kemudian menyebar di berbagai wilayah Indonesia bersamaan dengan migrasi bangsa Tionghoa ratusan tahun yang lalu. Pada masa awal kedatangan bangsa Tionghoa, bentuk rumah ibadat masih sangat sederhana. Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya kondisi perekonomian umat, rumah ibadat senantiasa dirawat, dipugar, bahkan ditingkatkan kapasitasnya untuk melayani umat.
Rumah ibadat umat Tao pada umumnya memiliki ciri khas arsitektur Tiongkok, dengan warna dominan merah kombinasi kuning. Rata-rata memiliki ornamen patung naga (long) dan burung hong (feng huang) di atas atap. Pada jendelanya tidak jarang ada simbol taiji (yin yang) atau bagua. Di depan pintu utama sering kali ditempatkan sepasang patung singa atau kirin (qilin). Setiap tanggal 1 dan 15 Imlek tercium bau dupa/hio (xiang) yang dibakar oleh umat yang bersembahyang.
Di Indonesia, rumah ibadat dengan ciri khas tersebut secara umum disebut kelenteng/klenteng. Hal ini disebabkan karena pada masa lalu sering terdengar bunyi lonceng/genta “Teng Teng Teng” pada saat ritual tertentu. Sesungguhnya rumah ibadat umat Tao banyak ragamnya, yang dapat diketahui dari nama rumah ibadat tersebut. Berikut ini adalah penjelasan disertai dengan contoh-contohnya.
- Gong 宫 (baca: Kung, Hokkian: Kiong)
Gong jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya istana (tempat yang mulia, agung, dan istimewa). Umat Tao menggunakan nama istana sebagai tempat beribadah dan memuliakan Shen Xian (Dewa-Dewi Tao). Contohnya Qing Jing Gong, Wan Fu Gong, Thay Ping Gong, Thay Qing Gong, dll.
- Guan 观 (baca: Kwan/Kuan].
Guan memiliki makna gedung tempat konferensi dan belajar. Rumah ibadat umat Tao yang menggunakan akhiran Guan berukuran lebih kecil daripada rumah ibadat yang menggunakan akhiran Gong. Contohnya Ci Ai Dao Guan.
- Ting 亭 (baca: Thing)
Ting artinya paviliun, tempat ibadah umat Tao yang berukuran lebih kecil daripada Guan. Contohnya Cai Shen Ting.
- Dian 殿 (baca: Tien)
Dian juga memiliki arti istana. Contohnya Xian Gu Dian.
- Thay 台 (baca: Thai)
Thay merupakan pelataran suci atau mimbar pembabaran ajaran Tao. Contohnya Lao Jun Thay. Menurut cerita, semasa hidupnya Lao Zi tinggal di Lao Jun Thay.
- Dong 洞 (baca: Tung, Hokkian: Tong)
Dong mulanya merupakan tempat bermeditasi dan mendalami Tao. Contohnya Jiu Li Dong.
- Miao 庙 (baca: Miao, Hokkian: Bio)
Miao artinya tempat suci. Contohnya Tian Hou Miao, Xie Tian Miao, Zheng Huang Miao, dan sebagainya.
- Ci 祠 (baca: Ce)
Ci memiliki arti istana kecil. Contohnya Fu De Ci.
Di Indonesia pada umumnya nama-nama rumah ibadat Tao berakhiran Gong, Guan, Ting, dan Miao; sedangkan sebagian kecil menggunakan nama Dong dan Ci. Dalam perkembangan Tao Thay Shang Men – Xiao Yao Pai, hingga tahun 2021 telah menaungi dua puluhan Gong, Guan, dan Ting yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan negara tetangga, yakni Singapura. Dengan semakin meningkatnya antusiasme generasi muda untuk mendalami agama Tao, diperkirakan Gong, Guan, dan Ting akan terus bertambah di masa depan.