Kaisar Kuning atau Huang Di lahir pada tahun 2711 SM. Beliau merupakan salah satu dari Lima Kaisar (Wu Di). Salah satu legenda yang terkenal dari Huang Di adalah pertarungan beliau dengan Chi You. Huang Di memimpin 20.000 pasukan dan ingin menaklukan suku-suku di bagian selatan Tiongkok yang dipimpin oleh Chi You. Pada awal pertempuran, dikarenakan kabut tebal yang menyelimuti, Huang Di mengalami kekalahan telak. Beliau kemudian menyiapkan altar dan bersembahyang. Dewi Jiu Tian Xuan Nv menampakkan dirinya dan memberikan Huang Di sebuah kitab suci dan buku strategi perang. Akhirnya, Huang Di mampu memenangkan pertempuran melawan Chi You. Karena keberhasilannya menyatukan suku-suku di dataran Tiongkok, Huang Di dianggap sebagai pemimpin dari seluruh rakyat Tiongkok kuno.
Pada suatu hari Huang Di mendengar ada seorang guru Tao yang tinggal di Gunung Kong Tong yang bernama Guang Cheng Zi. Karena keinginan untuk mempelajari Tao yang kuat, Huang Di kemudian memerintahkan prajurit untuk menemaninya berangkat ke Gunung Kong Tong. Huang Di mengenakan jubah kekaisaran dan mahkotanya serta meminta para selir dan dayang-dayang untuk menemani. Perjalanan ke puncak gunung sangatlah sulit, ditambah Huang Di mengenakan jubah panjang dan mahkota yang berat, membuatnya sulit mendaki gunung tersebut. Sesampainya di puncak gunung, Huang Di segera menemui Guang Cheng Zi dan menjelaskan keinginannya untuk belajar Tao. Namun, dengan tegas Guang Cheng Zi menolak dan menyampaikan bahwa Huang Di belum siap untuk belajar Tao.
Dengan penuh amarah, Huang Di kembali ke ibukota meninggalkan prajurit dan selir-selirnya. Setelah merenung selama beberapa hari, Huang Di kemudian menyadari arti kata ‘belum siap’ yang disampaikan Guang Cheng Zi. Huang Di melanjutkan tugasnya sebagai seorang kaisar selama beberapa tahun ke depan. Di bawah kepemimpinannya, rakyat bisa hidup bahagia, damai, dan sejahtera. Melihat hal tersebut, Huang Di memutuskan untuk turun takhta, melepaskan jubah kekaisaran dan mahkotanya, lalu kembali mendaki Gunung Kong Tong.
Seorang diri, Huang Di mendaki gunung tersebut dengan susah payah. Sesampainya di puncak gunung, Huang Di membungkuk kepada Guang Cheng Zi sebagai tanda penghormatan dan menyatakan diri siap untuk belajar Tao. Melihat hal itu, Guang Cheng Zi pun tersenyum dan menerima tanda penghormatan dari Huang Di.
Setelah turun takhta, Huang Di memberikan kekuasaan kepada anaknya, Shao Hao. Banyak versi menyatakan bahwa Shao Hao merupakan salah satu dari Lima Kaisar (Wu Di). Namun, tidak demikian berdasarkan catatan dari Sima Qian. Setelah Shao Hao, pemerintahan diteruskan kepada Kaisar Zhuan Xu, yang juga merupakan salah satu cucu Huang Di.
Kaisar Zhuan Xu dikenal sebagai seorang kaisar yang sangat pandai. Beliau menciptakan sistem kalender dan perhitungan musim serta ilmu astrologi. Berdasarkan catatan sejarah, Kaisar Zhuan Xu memerintah selama 78 tahun, sebelum digantikan oleh Kaisar Ku.
Kaisar Ku adalah keponakan dari Kaisar Zhuan Xu. Beliau sangat menyukai seni musik. Beliau menciptakan banyak peralatan musik, lagu, dan tarian. Kaisar Ku memerintah dengan baik dan mampu membuat rakyat hidup sejahtera. Beliau memerintah selama 73 tahun dan digantikan oleh anaknya, Kaisar Yao.
Pada masa pemerintahan Kaisar Yao, banjir besar melanda dataran Tiongkok. Ini disebabkan oleh meluapnya Sungai Yangtze dan Sungai Kuning. Kaisar Yao kemudian memerintahkan Gan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Namun, selama 9 tahun Gan gagal mengendalikan kedua sungai tersebut sehingga banjir besar terus terjadi setiap tahun. Merasa bertanggung jawab atas kegagalan tersebut, Kaisar Yao ingin turun takhta, tetapi beliau menganggap semua anaknya tidak pantas untuk mendapatkan takhta kepemimpinan. Kaisar Yao kemudian meminta pendapat dari keempat menterinya. Keempat menteri tersebut kemudian mengusulkan untuk memberikan takhta kepada Shun.
Shun merupakan saudara jauh dari Kaisar Yao dan masih merupakan keturunan dari Huang Di. Shun dikenal karena baktinya terhadap orang tua dan memilih untuk hidup sederhana di kampung halaman. Kaisar Yao kemudian mengangkat Shun menjadi penerus takhta. Awalnya Shun menolak, tetapi Kaisar Yao bersikeras. Beliau bahkan bersedia turun takhta dan mengangkat Shun menjadi Kaisar.
Kaisar Shun akhirnya menerima dan meneruskan kepemimpinan Kaisar Yao. Beliau mengutus Yu, anak dari Gan, untuk mengatasi permasalahan banjir besar yang melanda. Yu dengan sigap membuat sistem irigasi dan kanal besar untuk mengontrol kedua sungai besar itu. Karena keberhasilannya, Kaisar Shun lebih memilih Yu untuk meneruskan takhtanya daripada anak-anaknya sendiri. Pada akhirnya Yu naik takhta. Kaisar Yu membagi Tiongkok menjadi 9 provinsi dan mendirikan dinasti Xia, dinasti pertama di Tiongkok.