Moralitas Tao dalam Praktik Sehari-hari

Moral merupakan kondisi batin dan arah pikiran serta praktik berperilaku dan bersosialisasi manusia dalam kehidupan terkait dengan pemahamannya tentang nilai-nilai baik dan buruk. Moral dasar manusia terbentuk dari keseimbangan antara keyakinan/kepercayaan, pikiran/logika/akal, dan perasaan/hati nurani/budi.

  • Keyakinan/kepercayaan

Pemahaman mengenai Tao sebagai keagungan yang absolut merupakan landasan dasar moralitas. Keyakinan/kepercayaan yang mantap tentang ke-Tuhanan/agama menjadi suatu kekuatan yang melandasi, memotivasi, dan membimbing kehidupan manusia ke arah yang baik dan positif.

  • Pikiran/logika/akal

Kemampuan manusia mengolah otak/pikiran serta pembelajaran dari alam membangun pemahaman mengenai mekanisme sebab akibat. Kemudian manusia mengembangkan hukum-hukum, nilai-nilai, dan norma-norma manusiawi yang bertujuan untuk mengatur dan mengamankan kehidupan manusia pada kondisi yang tertib dan teratur demi kepentingan dan kesejahteraan manusia sendiri. 

  • Perasaan/hati nurani/budi  

Perasaan/hati nurani adalah bagian dari manusia yang berfungsi menciptakan keseimbangan dan menghangatkan hubungan sosialisasi antarmanusia. 

Moralitas Tao dalam Praktik Sehari-hari

Tao itu sederhana jika dipandang sederhana. Tao sangat tidak sederhana jika dipandang dengan tidak sederhana. Berikut landasan umum untuk praktik moralitas Tao. 

  • He Qing (合情) artinya selaras dengan perasaan, hati nurani.
  • He Li (合理) artinya selaras dengan cara yang benar.
  • He Fa (合法) artinya selaras dengan hukum, norma, nilai yang berlaku.

Sebagai orang Tao yang maju dan modern, kita lebih baik mencari cara-cara yang praktis dan sederhana dalam praktik mengembangkan moralitas kita dalam kehidupan sehari-hari.

  • Sebagai individu

Dasarnya adalah menghargai dan menyayangi hidup sendiri. Dalam praktiknya, selalu berusaha membawa dan mengendalikan diri pada kondisi yang paling optimal, contohnya sebagai berikut.

  • Selalu berusaha menampilkan diri yang terbaik, terutama tampak bersih dan rapi.
  • Bertutur kata sopan dan santun
  • Hemat/ tidak boros (konsumsi berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan)
  • Rajin dan ringan tangan (melatih badan menjadi cekatan)
  • Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan efisien untuk mengejar tujuan hidup yang positif (memanfaatkan waktu sehingga hidup menjadi ada artinya)
  • Selalu membangun kemandirian diri mulai dari hal-hal kecil, misalnya menyiapkan makanan dan merapikan meja makan setelah selesai makan.
  • Selalu menjaga kesehatan diri
  • Melatih diri menjadi ulet dan tangguh (tahan banting) sehingga tidak gampang stres, frustrasi, atau putus asa


2.  Sebagai anggota keluarga

  • Saling berkomunikasi dengan baik
  • Saling menghargai, menyayangi, membantu, mendukung, melayani, dan melindungi.
  • Mengutamakan kehangatan dan kemesraan/keakraban
  • Menyelesaikan masalah secara halus dimulai dari saling mengalah 
  • Saling menerima dan toleransi


3.  Sebagai anggota organisasi/kelompok

  • Membangun rasa memiliki bersama, tidak hanya menilai dan mengkritik,  tetapi juga berpartisipasi dan bertanggung jawab sebagai bagian dari kelompok/organisasi
  • Mendukung keputusan, kebijakan, atau program organisasi/kelompok sesuai posisi masing-masing
  • Aktif berpartisipasi membangun suasana/budaya yang sehat dalam kelompok/organisasi, tidak membuat atau menyebarkan pendapat atau isu yang dapat memicu suasana menjadi keruh dan tidak sehat
  • Menghargai dan menghormati orang lain secara alami tanpa dibuat-buat atau berkedok
  • Menyadari bahwa sebagai anggota mempunyai kewajiban untuk melayani organisasi/kelompok
  • Berusaha aktif dan ikut serta dalam kegiatan kelompok/organisasi
  • Dapat menjaga rahasia dan melindungi kelompok/organisasi 

4. Sebagai anggota masyarakat

  • Merasa menjadi bagian dari masyarakat dan negara
  • Ikut serta membangun masyarakat dan negara menjadi lebih baik

Panduan praktiknya adalah sebagai berikut.

  • Tidak membebani, menyusahkan/menyulitkan, bahkan menyakiti orang lain
  • Berusaha meringankan beban, menolong, dan menyenangkan orang lain

Moral yang sesungguhnya ada, tumbuh, dan berkembang dari hati  nurani yang terdalam. Moral akan bernilai apabila dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.