Wanita itu…. Harus mencintai dirinya
sendiri.
Karena ia adalah cermin.
Cermin dari orang tuanya, cermin dari pasangannya, cermin dari anak-anaknya,
bahkan cermin dari sebuah bangsa.
Wanita itu…. Harus menghargai dirinya
sendiri.
Memiliki moral yang baik dan pendidikan yang baik.
Karena ia akan menjadi ibu dari banyak orang.
Wanita itu…. Harus kreatif.
Tidak bisa ia hanya mengandalkan orang lain, walaupun makhluk yang dibilang
“lemah”, tapi ia adalah makhluk terkuat yang
bisa bekerja dan beraktifitas dalam banyak kegiatan.
Dikaruniai mulut yang manis, hati yang lembut untuk bisa melunakkan banyak
orang.
Makanya, banyak sekali wanita yang menjadi “influencer”.
Wanita itu…, adalah sebuah harapan.
Harapan di mana ketika pasangannya lemah, ia bisa menjadi penguat untuk
memberikan motivasi secara tidak langsung.
Menjadi tempat curhat dan konsultasi yang terbuka, karena bicara dari hati ke
hati.
Menjadi tempat yang hangat untuk bisa menjadi penenang hati yang gundah gulana.
Wanita itu…, seperti sebuah jet
tempur.
Diam ketika tak dibutuhkan, tetapi ketika terusik, ia akan menembus segala
medan untuk bisa meledakkan sasarannya.
Karena dia tak mudah menyerah dan tak mudah patah semangat.
Tidak sedikit orang yang mengeluh
karena peranannya sebagai wanita.
Apalagi penderitaanya yang diterima di masyarakat karena banyak di-bully oleh lingkungannya.
Tapi, itu adalah sebuah proses untuk menjadi lebih baik.
Proses untuk menjadi dewasa dan menjadi seorang “guardian angel” dalam kehidupan seseorang.
Jadilah “emas” yang bersinar di kala
segalanya redup, memberikan manfaat di kehidupan orang lain.
Jadilah “berlian”, walau terlihat seperti seonggok kaca, tapi tahan pukulan dan
tak ternilai.
Menjadi wanita adalah takdir, tak bisa dipungkiri, hanya bisa dijalani, dengan kebanggaan hati dan kepercayaan diri.
Karena wanita adalah sosok yang
diperlukan untuk kedamaian antar sesama.
Jadi, apabila Anda seorang wanita, tetaplah menjadi diri Anda untuk bisa lebih
baik dan lebih bersinar di kehidupan!