Lu Dong Bin adalah salah seorang delapan dewa yang paling terkenal, sehingga beliau sering dianggap sebagai pemimpin dari delapan dewa tersebut. Lu Dong Bin diperkirakan hidup pada akhir dinasti Tang (618-906) dan lahir di keluarga yang sederhana. Sejak kecil, Lu Dong Bin sudah menunjukkan bakat kepintaran dan kepandaian yang jauh melebihi anak-anak sebayanya. Menginjak usia remaja, beliau memutuskan untuk mengikuti jejak sang ayah untuk menjadi pejabat negara.
Pada masa itu, untuk menjadi seorang pejabat, setiap orang diharuskan mengikuti ujian negara. Sayangnya, Lu Dong Bin tidak berhasil lolos ujian di tahun pertama. Pantang menyerah, beliau mencoba belajar dan bekerja lebih keras, siang dan malam. Namun, di tahun berikutnya, beliau kembali gagal. Dalam perjalanan pulang, beliau mulai meragukan jalan hidupnya untuk menjadi seorang pejabat. Di dalam keraguannya, beliau singgah di sebuah penginapan dan bertemu dengan seorang pria tambun yang sedang memasak bubur. Sang pria kemudian menawarkan Lu Dong Bin untuk duduk dan makan semangkuk bubur yang sedang dimasaknya. Lu Dong Bin pun duduk di sebelah pria tambun itu dan seketika merasa lelah dan mengantuk. Tak lama, beliau pun tertidur lelap.
Setelah terbangun, langit sudah gelap dan sang pria sudah tidak ada. Lu Dong Bin pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Setahun setelah kejadian itu, Lu Dong Bin kembali mengikuti ujian negara. Kali ini, beliau berhasil lulus dengan hasil yang gemilang dan diangkat menjadi pejabat tinggi negara. Karena kepiawaiannya dalam mengatur administrasi negara, beliau dengan cepat dipromosikan menjadi wakil menteri. Kemudian, beliau menikah dan memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan. Karena kesuksesannya, ada seorang rekan kerja yang iri dan menuduh Lu Dong Bin melakukan korupsi.
Lu Dong Bin pun dicopot dari jabatannya dan dipindahkan ke desa terpencil. Istrinya kemudian meninggalkan dirinya serta membawa kedua anaknya pergi. Lu Dong Bin yang jatuh miskin hanya bisa hidup di pinggiran jalan dan meringkuk kedinginan di musim dingin. Merasa ajalnya telah tiba, Lu Dong Bin pun menutup matanya dan berserah diri. Saat itu juga, beliau terbangun karena ada sinar terang yang menyinari dirinya. Beliau pun terbangun di sebuah penginapan dan sedang duduk di depan seorang pria tambun yang sedang memasak bubur.
Sang pria pun berkata: “Engkau telah menjalani seluruh hidup dalam waktu yang lebih singkat daripada waktu yang saya butuhkan untuk memasak semangkuk bubur.” Lu Dong Bin yang kaget berusaha mencerna perkataan pria tersebut dan menyadari bahwa apa yang dialaminya adalah sebuah mimpi gambaran kehidupannya. Merasa bahwa pria di depannya adalah seorang yang suci, Lu Dong Bin pun menanyakan apa yang terjadi. Sang pria kemudian memperkenalkan diri dengan nama Zhongli Quan (salah seorang dari delapan dewa). Lu Dong Bin pun bertekad untuk mengikuti jejak Zhongli Quan dengan mempelajari ajaran Tao dan mencari jalan menuju kesempurnaan. Namun, Zhongli Quan menolak Lu Dong Bin sebagai muridnya dan menyuruh Lu Dong Bin untuk melakukan 3000 kebajikan terlebih dahulu.
Lu Dong Bin pun hidup sebagai seorang pengembara dan selalu membantu orang yang kesusahan. Di berbagai kesempatan, Zhongli Quan berulang kali menguji kebijaksanaan Lu Dong Bin dalam menjalani kehidupan, mulai dari ditipu seorang pedagang hingga kehilangan keluarga yang dicintai. Dianggap telah lolos dari ujian-ujian yang diberikan, Zhongli Quan menampakkan dirinya dan mengangkat Lu Dong Bin sebagai murid. Zhongli Quan kemudian mengajarkan filsafat ajaran Tao dan ilmu kedewaan, sehingga tak lama kemudian Lu Dong Bin bisa mencapai kesempurnaan dan menjadi dewa.