Xiu Dao, Realita, dan Halusinasi

Para praktisi Dao yang bijak dari zaman dahulu telah memikirkan bagaimana manusia dapat naik level menuju dunia kedewaan dalam proses evolusinya. Caranya adalah dengan xiu Dao. Melalui proses xiu Dao yang panjang, manusia diharapkan dapat meningkatkan moralitas dan derajatnya untuk mendekati dunia kedewaan. Xiu Dao adalah sebuah proses nyata dan sangat lama yang harus dijalani sendiri atau tidak dapat diwakilkan. Dalam Thay Shang Men Xiao Yao Pai, kita dibekali dengan ilmu Dao Yin Shu, yang dapat langsung mengundang D ewa pada saat berlatih (lian gong) sehingga sembahyang menjadi bermakna, bukan hanya permohonan satu arah yang tanpa kepastian. 

Menjadi Dewa adalah tujuan jangka panjang dari perjalanan xiu Dao kita semua. Namun dalam usaha mencapai tujuan tersebut, banyak tahapan yang harus dijalani secara nyata, di antaranya adalah berlatih Dao Yin Shu, melakukan xiu xin yang xing, serta berbuat amal kebajikan untuk sesama manusia secara konsisten dan terus-menerus. Selain itu, kaum Dao diharapkan juga mengerti pola hidup sehat, seperti mengatur waktu bekerja, istirahat, makan yang teratur, asupan gizi yang cukup, menghindari atau mengurangi makanan atau minuman yang kurang sehat, menjauhi obat-obatan terlarang yang dapat merusak tubuh, dan sebagainya.

Dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk mengerti penerapan teori yin yang. Dalam bertindak dan berkata-kata, tidak perlu terlalu ekstrem agar tidak menyulitkan diri sendiri di kemudian hari. Setiap masalah sebaiknya diselesaikan selagi masih kecil dan dampaknya belum meluas karena masalah kecil yang bertumpuk terus-menerus dalam waktu lama dapat menjadi masalah besar yang sulit diatasi pada masa mendatang. Demikian pula dalam berbuat baik, meskipun kebaikan itu kecil, asalkan dilakukan terus-menerus, suatu saat akan menjadi kebaikan yang besar juga.

Dalam proses xiu Dao tidak ada jalan pintas, semua dijalani sesuai kaidah kealamiahannya. Tujuan kedewaan bukanlah untuk dibayangkan, apalagi merasa seakan-akan kita sudah mencapainya atau bebas duniawi, dan menganggap bahwa masalah-masalah duniawi sudah tidak ada, serta bahwa dirinya sudah hidup di alam suci kedewaan.  Inilah awal dari halusinasi atau berkhayal-khayal. 

Halusinasi atau berkhayal-khayal ini akan berdampak sangat serius dalam kehidupan xiu Dao seseorang. Sebagian orang mungkin tergoda untuk mencari jalan pintas, seperti mencari cara atau fa shu yang manjur, mirip dalam kisah Aladdin, yang mana sekali membaca mantra, seketika berubah menjadi kaya-raya dan semua persoalan hidup selesai. Cara berpikir seperti ini tentu saja sangat tidak realistis dan tidak sesuai dengan hukum alam yang berlaku.   

Orang-orang yang sudah mencapai tahap halusinasi ini mudah sekali dimanfaatkan oleh segelintir orang yang mempunyai kepentingan tertentu. Mereka mungkin diiming-imingi kehidupan abadi atau kekayaan tanpa batas, asalkan menjalankan syarat-syarat yang diperintahkan, seperti menyetorkan sejumlah uang secara berkala, bahkan sampai semua harta bendanya terkuras habis pun masih belum sadar karena masih mengharapkan datangnya dunia indah abadi yang dijanjikan. 

Xiu Dao berpijak pada realita, mengubah realita secara perlahan dan pasti. Tujuannya adalah mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih baik lagi, menuju tingkat moralitas yang semakin tinggi dan tinggi lagi, serta berevolusi menuju dunia kedewaan yang abadi. Setiap langkah yang dijalani selalu sejalan dengan hukum alam.  Xiu Dao bukanlah halusinasi. Berhalusinasi tidak akan membawa keberhasilan dalam xiu Dao.

Xiu Dao adalah pekerjaan yang konkret, nyata, dan terbukti. Bila telah mencapai tingkat tertentu, akan mengerti sendiri.”

“Pohon digergaji dengan tali akan tumbang. Batu ditetesi air akan berlubang. Kaum xiu Dao kalau dapat wu (sadar), pasti air datang otomatis menjadi sungai, buah matang otomatis batangnya rontok.  Kuatir apa tidak mendapatkan Dao-nya.”

(Dikutip dari buku Xiu Dao menuju Kesempurnaan)