Kesederhanaan

Hidup adalah pilihan. Ada yang mengatakan bahwa hidup itu penuh dengan kerumitan. Ada juga mengatakan hidup itu sederhana. Bagaimana pendapat anda? Saya memilih bahwa hidup itu sebetulnya sederhana. Dengan memiliki pandangan ini maka saya akan memiliki pemikiran yang sederhana (tidak ruwet, tidak berintrik) dan hidup bersahaja.

Kenyataan dalam hidup ini, bisakah kita berpikir dan berperilaku sederhana? Manusia ini jagonya menciptakan kerumitan dan kesusahan. Seandainya diberi kemudahan atau hal yang sederhana maka akan dipandang remeh.

Ada 3 macam kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup, yaitu sandang (pakaian), pangan (makanan) dan papan (tempat tinggal). Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan dasar manusia bertambah menjadi kebutuhan akan alat transportasi (kendaraan bermotor), alat komunikasi (gadget), kesehatan (asuransi), dan pendidikan (sekolah). Apakah setelah semua kebutuhan tersebut terpenuhi maka akan merasa cukup? Belum tentu, karena seiring meningkatnya taraf ekonomi seseorang, maka akan memicu peningkatan kebutuhan sehingga sulit untuk hidup sederhana.

Tumpukan barang di rumah, timbunan makanan di kulkas, pemikiran yang sudah lewat, perasaan cemas untuk yang akan datang, ketakutan akan pendapat orang lain, perasaan cemas terhadap apa yang dipikirkan atau tidak dipikirkan orang lain terhadap kita. Kita memenuhi pikiran dan lingkungan sekitar dengan hal-hal tersebut sehingga langkah kita menjadi berat. Jika kita rela melepaskan beban pemikiran dan barang-barang yang tidak berguna tersebut, berarti kita sudah menyederhanakan hidup ini. Sehingga, kita akan memandang hidup dengan lebih jernih dan menghargai keindahannya. Kesederhanaan memungkinkan kita untuk memilah apa yang penting bagi kita. Kuncinya adalah kerelaan untuk melepaskan.

Belajar menjadi kanak-kanak (bukan kekanak-kanakan) akan mengembalikan kemampuan kita untuk terus memiliki rasa penasaran dan kagum terhadap kehidupan. Dunia orang dewasa penuh dengan opini, kritikan, dan penghakiman. Mungkin kita orang dewasa dalam perjalanan hidup mengalami kekecewaan, menanggung beban tanggung jawab yang membuat diri kita tidak suka bertanya dan penuh curiga. Kita merasa sudah menjadi dewasa sehingga tidak perlu belajar hal-hal baru dan tidak perlu bertanya lagi. Mau menjadi apa? Mau berubah macam apa?

Kita mulai menua secara fisik dan mental. Kalau kita mampu membebaskan diri dari asumsi-asumsi, pemikiran yang bersifat menghakimi, dan opini yang kaku, maka sebenarnya kita sudah membebaskan pikiran kita. Intinya berpikir sederhana akan membuat kita lebih terbuka terhadap ide-ide dan pemikiran baru sehingga memperkaya kehidupan kita.