Pertanyaan di atas merupakan satu pertanyaan (teka-teki) yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Dibilang ada, mungkin karena Anda pernah melihat atau menjumpainya sendiri. Dibilang tidak ada, mungkin karena Anda belum pernah melihat dan tidak mempunyai cara untuk membuktikan adanya mereka.
Pandangan manusia terhadap Dewa-Dewi dapat dibagi ke dalam 3 golongan sebagai berikut.
- Percaya kelewat batas
Selalu takut, tidak mencari bukti, tidak mau menggunakan pikiran, dan cenderung takhayul sehingga mudah ditipu. - Tak percaya sedikit pun
Keras kepala, tidak mau mencari bukti, terlalu cepat mengambil kesimpulan, dan mudah timbul perasaan “hanya ada saya, tidak ada kamu” sehingga menjadi kolot dan buta pengertian dalam kedewaan. - Di antara percaya dan tidak
Bersifat ilmiah, terus menggunakan pikiran, terus mempelajari, dan mencari bukti-bukti sehingga mendapatkan jawaban yang tepat serta dengan bijaksana dan masuk akal untuk percaya dengan sungguh-sungguh.
Dao (道) adalah manunggalnya/perpaduan dari ilmiah dan kedewaan karena Dao (道) juga merupakan peraturan-peraturan, hukum–hukum, atau jalan yang benar. Dao (道) mempunyai unsur materiel dan mengandung unsur kedewaan, yang mana antara unsur materiel dan unsur kedewaan ini sedikit pun tidak berlawanan.
Belajar Dao (道) atau xiu Dao (修 道) terlebih dahulu harus mengerti banyak tentang pengertian dalam dunia ini dan mencari satu cara, yaitu melalui ilmu Dao Yin Shu (导引术) untuk mendekati Dewa-Dewi. Belajar Dao (道) atau xiu Dao dengan ilmu Dao Yin Shu (导引术) justru mencari suatu bukti, yang mana bukti tersebut harus dialami sendiri. Karena itulah, Dao (道) sudah berdiri di landasan ilmiah karena jika sudah mencapai suatu tingkat memasuki bidang kegaiban/keagungan, maka selain kedewaan juga ilmiah.
Belajar Dao (道) atau xiu Dao (修 道) bukan masalah percaya atau tidak percaya. Hal yang terpenting adalah apakah kita memiliki tekad untuk mengetahui atau membuktikan dengan pengalaman sendiri mengenai sesuatu yang tak terduga perihal kejadian-kejadian yang mengherankan yang merupakan keagungan Dewa-dewi tersebut?
Orang-orang datang dan bersembahyang ke kelenteng-kelenteng biasanya hanya ikut upacara dan menyembah. Tentunya terasa sangat hambar karena tidak dapat merasakan keagungan para Dewa bukan? Banyak orang yang melakukan sembahyang bertahun-tahun, tetapi tidak mengetahui dengan pasti apakah Dewa-Dewi benar-benar 100% ada atau tidak. Jika kita tidak dapat membuktikan 100% bahwa Dewa-Dewi yang kita sembah ada, maka bukankah kita seperti membohongi diri sendiri saja karena kita percaya tetapi tidak dapat membuktikannya sendiri? Seorang yang pikirannya sudah dewasa tentunya mengerti bahwa percaya itu tidak sama dengan ada. Begitu pula sebaliknya, tidak percaya tidak sama dengan nihil. Percaya atau tidak percaya adalah pandangan pribadi saja, tetapi ada atau tidak ada merupakan fakta yang dapat dibuktikan oleh kita sendiri sehingga bukan hanya merupakan pandangan pribadi.
Oleh karena itu, pentingnya kita belajar Dao (道) atau xiu Dao (修 道) dengan ilmu Dao Yin Shu (导引术) tentunya agar sembahyang kita terasa lebih bergairah karena kita yakin dan percaya 100% dengan membuktikan sendiri bahwa Dewa-dewi itu benar-benar ada dan hadir saat kita sedang bersembahyang kepada Dewa-Dewi tersebut.
Kaum yang belajar Dao (道) atau xiu Dao (修 道) setiap harinya, maka Dewa akan selalu bersamanya karena setiap hari mereka bersembahyang, mendatangkan Dewa, dan berlatih Shen gong (神功) melalui ilmu Dao Yin Shu (导引术). Bersembahyang dan berlatih Shen gong (神功) melalui ilmu Dao Yin Shu (导引术) selain di dao guan, kelenteng, atau rumah ibadah, juga bisa dilakukan di rumah atau di mana pun kita berada; contohnya saat kita sedang berlibur dan menginap di kamar hotel, maka latihan Shen gong (神功) pun dapat dilakukan di kamar hotel).
Belajar Dao Yin Shu (导引术) itu sangat menyenangkan dan tidak membebani kita sedikit pun. Andaikan setelah kita belajar ilmu Dao Yin Shu (导引术) ini, dalam beberapa bulan kemudian karena kita terlalu sibuk sehingga kita tidak dapat meneruskan berlatih, maka tidak ada bahaya sedikit pun bagi kita. Setidaknya kita sudah pernah membuktikan sendiri bahwa Dewa-dewi itu memang benar-benar ada dan sudah mengalami sendiri keagungan Dewa-dewi. Hanya saja sangat disayangkan bila di kemudian hari kita berniat kembali belajar, sudah tidak mudah lagi karena mendapatkannya tidak semudah dugaan kita.
Sesuatu yang jelas sudah dapat dibuktikan, dengan cara pembuktian yang bagaimana pun, maka Anda harus mengakuinya. Itulah sikap yang ilmiah. Jika bersikap kolot dan tidak mau mengakui, itu merupakan suatu kebodohan. Jika masih kurang jelas atau curiga terhadap pembuktian tersebut, maka sikap yang baik ialah maju selangkah lagi untuk mengetahui lebih dalam, seperti mengejar suatu ilmu dalam pendidikan.
Orang-orang yang mendiskriminasikan kedewaan atau Dao (道) biasanya merasa dirinya paling alamiah. Namun, mereka lupa bahwa sikap menyangkal dengan buta suatu pengetahuan inilah yang merupakan paling tidak ilmiah. Pokok dasar pengertian para ilmuwan adalah berkehendak untuk mengerti dan membuka tabir untuk hal-hal yang masih diragukan. Berdasarkan alasan tersebut, maka tidak menghambat atau menentang belajar kedewaan atau Dao (道) inilah ilmiah yang sesungguhnya.
Satu hati belajar Dao (道), satu hati belajar fa (法),
satu hati untuk mencapai kesempurnaan.(Kitab Xiu Dao Bao Jian)