Pada zaman sekarang ini, banyak pemuda/i menghindari kegiatan berorganisasi, alasannya karena tidak punya waktu, tidak suka capek, menghabiskan waktu, sia-sia, berorganisasi itu banyak “politiknya” dan lain sebagainya. Alasan itu tidak bisa dibilang salah, juga tidak bisa dibilang benar. Setiap hal maupun kegiatan di kehidupan kita sehari-hari tentunya mempunyai sisi positif maupun sisi negatif, tetapi semuanya tergantung dari sudut mana kita melihat, dan bagaimana kita menghadapinya.
Salah satu pengertian organisasi adalah “kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama”. Secara tidak langsung, di dalam keluarga, kita juga sudah berorganisasi, namun bentuknya masih sangat sederhana. yakni terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, ibu sebagai wakil kepala keluarga, dan anak-anak sebagai anggotanya. Dalam keluarga, walaupun jumlah orangnya bisa dikatakan tidak banyak, tetapi kebersamaan dan kerja sama tiap peran sangatlah penting untuk menunjang keharmonisan, kerukunan maupun kebahagiaan keluarga.
Selain keluarga, lingkungan sekolah juga tidak lepas dari struktur organisasi. Di sekolah , ada kepala sekolah, guru-guru, karyawan sekolah, dan juga murid sebagai anggotanya. Lingkup yang lebih kecil yakni kelas pun juga demikian, ada wali kelas, ketua kelas, wakil ketua kelas dan anggota kelas lainnya. Tanpa kita sadari, hal ini sudah membuat kita terjun sebagai pelaku organisasi.
Lalu, bagaimana dengan organisasi yang sengaja dibentuk? Organisasi yang sengaja dibentuk, tentunya memiliki tujuan yang lebih besar lagi. Anggotanya ada yang aktif maupun pasif. Anggota pasif adalah anggota yang hanya terdata sebagai anggota, tetapi tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan. Sedangkan anggota aktif adalah yang ikut menjadi pengurus di bagian organisasi tersebut dan mengikuti kegiatan organisasi secara rutin.
Penulis sendiri, dari sekolah SD, aktif mengikuti kegiatan organisasi baik di sekolah maupun di kegiatan keagamaan. Walaupun lelah, menghabiskan waktu, tenaga dan energi, tetapi di situlah tempat untuk belajar hal-hal baru yang jarang didapatkan di masyarakat umum. Bagaimana bekerja sama dengan beragam orang, bagaimana mengatur waktu, berkomunikasi dengan orang dari berbagai rentang usia, berpikir kreatif, melatih komunikasi dan lain sebagainya. Belajar berorganisasi sedari dini sangat membantu banyak orang dalam perkembangan karir maupun relasi mereka di masa depan.
Oleh karena itu, berorganisasi bukanlah hal yang sia-sia ataupun hal yang hanya menghabiskan segala sesuatunya dengan percuma. Banyak hal positif yang bisa kita dapatkan dari berorganisasi. Terutama perguruan Tao-TSM memiliki beberapa organisasi, salah satunya adalah yayasan Taokwan, yang juga membutuhkan sumbangsih dan keaktifan dari anggota-anggotanya untuk bisa berkembang lebih baik lagi.
Tanpa memandang usia, selama masih bisa berkontribusi, janganlah takut ataupun malu untuk bisa aktif dalam organisasi, karena tentunya dengan berorganisasi, membantu kita dalam proses revisi diri (Xiu Xin Yang Xing). Selain itu dapat meningkatkan nilai diri kita, memupuk rasa tanggung jawab tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi untuk organisasi maupun orang lain. Nilai diri yang semakin baik, akan mempermudah jalan hidup kita ke depannya.