Seorang murid bertanya kepada gurunya, “Guru, kenapa hidupmu serba kekurangan namun masih bisa tersenyum setiap harinya?”, Sang guru pun menjawab, “Aku tidak merasa kekurangan, sebaliknya aku merasa hidupku berkelimpahan rejeki setiap harinya.”
Sang murid pun terheran-heran mendengar jawaban dari sang guru. Ia pun kembali bertanya “Darimana rezekimu, guru?, Untuk makan saja harus aku yang membawakannya untukmu.”
Sang guru pun tersenyum dan berkata “Wahai muridku, aku tidak menyangka bahwa pikiranmu tentang rezeki sangat lah dangkal, rezeki tidak harus berupa uang seperti yang kamu pikirkan, contohnya seperti diriku ini meskipun hartaku sedikit tapi rezekiku amat banyak. Setiap hari aku bisa bangun dari tidur yang artinya aku masih diberi rezeki untuk hidup satu hari lagi di dunia ini. Uang yang kupunya hanya bisa membeli sebuah roti setiap harinya, tapi lihat lah ada dirimu yang setiap hari membawakanku nasi lengkap dengan lauknya, apakah ini tidak termasuk rezeki? Diumurku yang sudah tidak muda ini setiap harinya aku masih bisa bercanda gurau dengan murid-muridku. Apakah ini juga bukan rezeki?” Sang murid pun langsung tersadar bahwa selama ini ia keliru mengenai arti dari rezeki itu.
Banyak dari kita selalu beranggapan bahwa rezeki itu harus berupa uang. Kalau bukan uang yang ada ditangan kita maka itu bukan rezeki. Rezeki memiliki arti yaitu sesuatu yang dipakai oleh Tuhan (神仙 Shen Xian) untuk memelihara kehidupan umat manusia. Lantas masihkah kita berpikiran bahwa rezeki itu harus berupa uang?
Rezeki bisa datang dari mana saja, contohnya seperti pasangan suami istri yang diberikan rezeki oleh Shen (神) berupa anak. Kita masih bisa bangun dari tidur dan diberikan satu hari lagi rezeki untuk hidup, dan lain sebagainya. Pada dasarnya rezeki memang bisa datang dari mana saja, yang sulit adalah apakah kita bisa mensyukuri apa yang sudah dewa-dewi(神仙 Shen Xian)berikan untuk hidup kita sekecil apapun itu?