Alkisah di sebuah pohon besar di hutan hiduplah seekor tupai bersama dengan teman baiknya yang merupakan seekor burung. Tupai tinggal di dalam batang pohon, sedangkan burung tinggal di atas dahan pohon tersebut.
Pada suatu hari burung mengundang tupai untuk makan siang di rumahnya. Ketika tupai datang ke rumah burung, burung menyajikan makanan kepada tupai. Karena burung memiliki paruh yang panjang, maka semua wadah makanan di rumah burung berbentuk tabung panjang yang memudahkan burung untuk memasukkan makanan ke dalam mulut melalui paruhnya. Sayangnya, dengan wadah tersebut si tupai malah mengalami kesulitan untuk mengambil makanannya. Namun, karena menghargai kebaikan temannya, tupai diam saja dan akhirnya tupai pulang dengan lapar.
Keesokan harinya, karena ingin membalas kebaikan burung yang telah mengundangnya makan siang, tupai pun mengundang burung untuk datang makan siang ke rumahnya. Pada waktu yang telah ditentukan, burung datang ke rumah tupai. Lalu tupai menyajikan makanan menggunakan piring datar yang biasa ia gunakan. Burung dengan paruhnya yang panjang menjadi kebingungan karena tidak bisa makan dan akhirnya pulang dengan lapar seperti yang dialami oleh tupai.
Hal yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah kita sebagai manusia, baik dalam melakukan sesuatu maupun dalam memperlakukan orang lain, harus peka dan memikirkan kebutuhan orang lain. Terkadang kita berusaha memberikan yang terbaik kepada orang lain menurut versi kita, padahal orang tersebut bisa jadi tidak merasa terbantu sama sekali, bahkan menjadi kerepotan. Jika kita ingin membantu atau berbuat baik kepada orang lain, maka ada baiknya kita memikirkan terlebih dahulu apa yang benar-benar dibutuhkan oleh orang tersebut dengan berusaha melihat dari sudut pandangnya serta situasi/kondisi yang sedang ia alami agar kita benar-benar dapat memahami kebutuhan orang tersebut dan memberikan bantuan yang sesuai.