Manusia adalah makhluk sosial. Seiring perjalanan hidup, kita pasti bertemu dengan berbagai macam manusia. Selalu ada hal yang bisa dipelajari dari setiap pertemuan dan selalu ada ilmu yang bisa didapatkan dari setiap orang yang kita temui. Ketika bertemu dengan orang yang lebih baik atau hebat daripada kita, sebaiknya kita mempelajari dan mencontoh kelebihan-kelebihan mereka. Ketika bertemu dengan orang yang kurang daripada kita, biarlah kekurangan mereka dijadikan sebagai cermin untuk memperbaiki kekurangan kita.
Kita sebagai manusia tidak hanya memiliki kecenderungan untuk merasa kagum dan takjub terhadap orang yang kita anggap hebat, tetapi juga cenderung mencela atau merendahkan orang yang kita anggap memiliki kekurangan. Sering kali kita lupa bahwa segala sesuatu memiliki yin dan yang. Semua hal pasti ada kelebihan dan kekurangannya, begitu pula manusia pasti memiliki sifat baik dan buruknya. Sebagai contoh, seseorang memiliki sifat yang dermawan tetapi arogan atau seseorang yang memiliki sifat egois bisa saja hebat dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya. Tidak ada orang yang sempurna. Namun, selalu ada yang bisa kita pelajari dari sifat atau karakter orang lain.
Manusia adalah makhluk yang unik. Kepribadian manusia terbentuk karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yaitu faktor genetik yang membangun sifat-sifat dasar manusia. Faktor eksternal seperti lingkungan, pendidikan, dan pengalaman hidup manusia. Faktor-faktor tersebut bersama-sama tergabung dalam proses pembentukan kepribadian seseorang. Salah satu tujuan kita siutao adalah mengikis sifat-sifat yang kurang baik dan terus mengasah dan menumbuhkan sifat-sifat baik di dalam diri kita.
Pemikiran bahwa tidak ada yang bisa dipelajari dari orang yang pendapatan dan pendidikannya lebih rendah daripada kita merupakan kesombongan yang menghalangi perkembangan kita. Pembelajaran yang benar tidak hanya bisa diperoleh dari orang yang memiliki kemampuan luar biasa, tetapi juga dari orang yang terlihat biasa-biasa saja. Jika kita bertemu dengan seseorang dan menemukan hal-hal yang salah pada diri mereka, maka kita harus bisa menjadikan kesalahan mereka sebagai cermin bagi tindakan-tindakan kita agar kita tidak melakukan kesalahan yang serupa.