Kedewasaan

Apa makna dari menjadi dewasa? Apakah kita yakin bahwa kita sudah bersikap dewasa pada umur kita yang sekarang? Sebelum memahaminya, kita perlu mengerti arti dari sikap kekanak-kanakan. Hal ini adalah sebuah perilaku yang menyerupai anak kecil. Bila kita perhatikan, seorang anak kecil akan melakukan apa pun secara egosentris. Bila ingin menangis, ia akan menangis. Bila ingin berlari, ia langsung berlari. Semua dilakukan tanpa memahami mana yang benar dan mana yang salah. Misalkan, seorang anak kecil ingin makan permen, tetapi dilarang orang tuanya. Ia akan menangis karena egonya tidak terpenuhi. Anak kecil tersebut tidak mengerti bahwa orang tuanya melarang makan permen demi kebaikan dirinya sendiri. Apakah kita masih menemukan sifat egosentris pada diri kita? Selain itu, ternyata tidak hanya egosentris yang dapat menunjukkan sampai mana sifat kedewasaan seseorang.

Sifat tidak dewasa lainnya adalah tidak bisa membedakan antara hak dan kewajiban. Jangankan membantu orang lain, seorang yang kekanak-kanakan justru malah bergantung pada orang lain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Penanda ketidakdewasaan berikutnya adalah tidak mau mengalah. Coba perhatikan sekelompok anak-anak yang sedang bermain. Sering kali kita akan menemukan mereka bertengkar akibat menang dan kalah. Hal ini disebabkan anak-anak belum memahami bagaimana cara mengalah kepada orang lain. Sifat yang berikutnya adalah suka mengeluh. Seorang anak kecil akan cepat mengeluh ketika mengalami keadaan yang tidak nyaman sebab ia belum memiliki ketahanan dan ketangguhan diri. Sifat yang terakhir adalah boros dan tidak menghargai hal-hal kecil. Seorang anak kecil belum memahami tentang menabung dan berhemat. Ketika mainannya rusak, ia akan merengek untuk dibelikan mainan baru. Setelah ia mendapat mainan yang baru, ia tidak lagi menghargai mainan-mainannya yang lama. Hal ini juga terjadi pada manusia berumur dewasa yang bersifat kekanak-kanakan.

Apabila kita bersifat menyenangkan, suka bercanda, ekspresif, dan rileks, apakah termasuk menjadi orang yang kekanak-kanakan? Tentu saja bukan. Bersifat dewasa bukan berarti harus menjadi depresif dan reaktif. Banyak orang menyalahartikan bahwa untuk menjadi dewasa berarti harus bersikap tegang, kaku, dan banyak beban pikiran. Namun, kita harus memahami bahwa tidak ada yang salah dengan bersikap tenang dan ceria ketika menghadapi masalah yang berat sekali pun. Bersikap dewasa berarti kita bertanggung jawab dan lebih mengutamakan kepentingan orang lain. 

Menjadi dewasa berarti dapat mengalah, berempati kepada orang lain, beradaptasi, dan bertanggung jawab pada kehidupan. Manusia dewasa mempunyai otak rasional yang sudah berkembang secara sempurna sehingga setiap tindakan harus dipikirkan dahulu secara matang dan tidak mengikuti perasaan semata. Hal inilah yang membedakan antara dewasa dan kekanak-kanakan, yaitu ego dan tanggung jawab. Sebagai orang dewasa, kita juga harus mempertahankan keceriaan, optimisme, dan ketenangan batin. Orang yang dewasa akan mampu mencairkan suasana dan menyenangkan orang-orang sekitarnya. Orang-orang akan merasa nyaman di dekatnya. Orang yang dewasa tidak terlalu mementingkan diri sendiri, tetapi cenderung bertindak yang memudahkan dan mengedepankan orang lain. Sebaliknya, apabila kita sering menuntut orang lain, melalaikan tanggung jawab, mengeluh, egois, dan ingin menang sendiri, maka inilah yang benar-benar dinamakan sikap seperti anak kecil.