Menuju Kebijaksanaan dengan Melepaskan

Manusia sejatinya terus berubah, dan seharusnya semakin baik dari waktu ke waktu. Pengetahuan harus selalu kita tambahkan setiap hari untuk meng-upgrade kehidupan kita. Hidup adalah perubahan yang mana kita seharusnya terus berubah menuju versi terbaik dari diri kita.  

Berbeda halnya bila kita ingin menuju kebijaksanaan. Ternyata harus ada yang kita ‘lepas’ setiap hari. Sebuah kutipan dari Lao Zi berbunyi, “Untuk mendapatkan pengetahuan, tambahkan sesuatu setiap hari. Untuk mencapai kebijaksanaan, lepaskan sesuatu setiap hari.” Lalu apa maksud dari ‘menuju kebijaksanaan dengan melepaskan’? Hal apa yang harus kita lepaskan? 

Ternyata dengan mengurangi, mengikis, dan melepaskan beberapa hal berikut dapat membuat kita menjadi pribadi yang lebih bijaksana.

  1. Ambisi berlebihan

Melepaskan ambisi berlebihan membuat seseorang menjadi lebih bijak. Memiliki ambisi yang positif tentu saja baik dan wajar, tetapi ambisi berlebihan membuat seseorang jauh dari kesederhanaan, dan jauh dari kesederhanaan menjadikan seseorang jauh dari kebijaksanaan.

  1. Iri hati

Rasa iri hati dan selalu ingin lebih unggul akan menjauhkan kita dari bijaksana. Karakter buruk tersebut sebaiknya perlahan kita kikis dan lepaskan.

  1. Dendam

Kemarahan yang dipendam menjadi dendam membuat hidup jauh dari ketenangan. Gejolak ini membuat seseorang sulit untuk menuju kebijaksanaan.

  1. Perhitungan

Jika kita selalu menghitung untung rugi, bahkan sampai hal-hal yang sepele, akan membuat kita sukar memiliki kelapangan dada, apalagi karakter yang bijaksana.

  1. Terbelenggu harta dan nama

Harta dan nama adalah hal positif dan baik yang harus kita miliki. Namun, jika membuat kita terbelenggu, akan berdampak negatif atau buruk karena hal tersebut mampu membuat seseorang kehilangan akal sehat dan tentu saja hal ini jauh dari kebijaksanaan.

Dengan berusaha melepaskan hal-hal yang disebutkan di atas, kita menjadi semakin dekat dengan kebijaksanaan.

Mari taoyu-taoyu majukan siu Tao-nya, terus meningkatkan wu, terus merevisi diri (mengikis yang tidak baik, mempertahankan yang sudah baik, dan terus berusaha menjadi semakin baik lagi), serta memupuk banyak kebaikan dan menuju pribadi yang semakin bijaksana!