Kedudukan Kecil Melihat Hal Besar, Kedudukan Besar Melihat Hal Kecil

官小看大事, 官大看小事。

Guān xiǎo kàn dà shì, guān dà kàn xiǎo shì.

Kedudukan kecil melihat hal besar, kedudukan besar melihat hal kecil.

Syair di atas merupakan salah satu syair yang sangat terkenal di masyarakat pada zaman Dinasti Song. Syair tersebut ditulis oleh seorang sastrawan bernama Su Shi (苏轼), kerap dipanggil sebagai Su Dong Po (苏东坡), yang juga merupakan penganut agama Tao. Dalam perjalanan hidupnya, beliau mengabdi pada 3 generasi kerajaan, tetapi tidak bersedia untuk duduk di pusat pemerintahan karena kedudukan tinggi di pusat pemerintahan baginya hanya membuat terjadinya pergolakan dan persaingan tidak sehat antarpejabat. Beliau senantiasa meminta untuk wai fang (diizinkan keluar dari istana) untuk bisa berinteraksi dan membantu rakyat. Dalam hidupnya, beliau ditempatkan di berbagai daerah jiu zhou (九州), sembilan daerah menurut zaman kerajaan saat itu.

Dalam perjalanan menuju daerah yang dikunjunginya, beliau melihat para pejabat yang berkedudukan tinggi hanya mengerjakan atau menyelesaikan hal-hal yang mudah serta mencari eksistensi untuk menonjolkan dan menyombongkan dirinya. Semua laporan serta kesulitan rakyatnya hanya disampaikan yang baik-baik dan tidak sesuai dengan kenyataan. Hal yang sulit, ruwet, dan dibutuhkan masyarakat malah ditinggalkan dan tidak dihiraukan oleh para pejabat. Melihat kebiasaan yang tidak baik tersebut, Su Dong Po membuat perubahan total yang menjadi buah karya beliau pada zamannya. Beliau membantu rakyat bercocok tanam dan membangun irigasi untuk pencegahan banjir, seperti yang kita lihat saat ini di kota Hangzhou dan Suzhou (saat itu disebut sebagai wilayah Jiang Nan).

Dalam perjalanannya membantu rakyat, beliau memberikan bimbingan dan wejangan kepada para pejabat dan masyarakat dengan syair di atas; bahwa apabila kedudukan kita kecil, harus bisa melihat hal besar yg terjadi di sekitar kita, dengan memperhatikan mengapa dan bagaimana suatu kejadian atau pun siklus alam terjadi. Maka dari itu, diperlukan ketelitian dalam melihat cara dan polanya untuk menyelesaikan suatu masalah dan membantu masyarakat. Di samping itu, kita juga perlu melihat dan menguasai struktur perputaran langit, bumi, serta masyarakat untuk keseimbangannya. Dengan demikian, dari hal-hal kecil, baik kedudukan, pengetahuan, maupun pendidikan, kita belajar lebih baik untuk mengubah diri dan menjadi bekal masa depan untuk menyelesaikan kejadian atau masalah dengan baik dan bijak. Secara tidak sadar, kita perlahan-lahan akan menjadi besar dan membawa manfaat luar biasa untuk rakyat dan diri sendiri.

Sebaliknya,  karena dianggap pintar dan terpelajar, orang yang berkedudukan tinggi justru sering melewatkan hal-hal kecil yang tidak nyaman dikerjakan, menganggap sepele suatu hal, tidak mau mengerjakan, atau sering menunda. Akhirnya, kedudukan tinggi hanya membuat rakyat sengsara, bahkan cenderung membuat sombong para pejabat saat itu.Dari cerita ini kita mendapatkan satu pandangan bahwa dalam proses belajar atau xiu Dao kita perlu belajar melihat hal-hal besar yang terjadi sebagai suatu pembelajaran. Hal-hal kecil pun      diperlukan untuk menunjang tercapainya hasil yang diinginkan dan perubahan yang maksimal dalam proses xiu Dao.