Kehidupan Anak yang Terlalu Mudah

Perbandingan kehidupan, gaya hidup, dan mentalitas antara anak zaman sekarang dan anak zaman dahulu tentunya berbeda. Kecanggihan teknologi saat ini menjadikan segala sesuatu serba praktis, cepat, mudah, dan efisien, berbeda dengan kondisi 15 sampai 30 tahun yang lalu. Hal ini secara tidak langsung juga membuat perbedaan dalam kehidupan anak-anak pada setiap era kelahirannya.

Dahulu, mencari informasi dalam belajar dilakukan secara manual, bergantung pada buku yang perlu dicari di perpustakaan atau toko buku. Saat ini, kita cukup mencari di internet atau mengunduh (download) buku elektronik (e-book) tanpa perlu pergi ke toko buku atau perpustakaan.

Kehidupan modern saat ini dengan kecanggihan teknologinya memudahkan anak-anak. Namun, sisi negatifnya membuat anak-anak menjadi tidak sabar, tidak suka mengantre, dan sebagainya. Perbedaan antara versi manual dan versi high-technology juga memengaruhi mentalitas dan ketangguhan anak.

Bagaimana sebaiknya orang tua membentuk kepribadian, mentalitas, dan moral anak-anak zaman sekarang yang berbeda dengan zaman kecilnya dulu? Bekal apa saja yang perlu diberikan kepada anak-anak zaman sekarang dengan segala kemudahan yang ada saat ini? Bagaimana dengan segala kemudahan ini tetap bisa membentuk mental anak yang tangguh dalam meraih cita-cita dan kesuksesan mereka? Berikut ini ada beberapa poin.

1.  Problem solving

Kita perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan masalahnya secara mandiri, tanpa pertolongan orang tua.

2.  Decision making

Bisakah anak kita mengambil keputusan sendiri? Apakah kita memberikan ruang kepada anak untuk mengambil keputusan yang “salah” sehingga anak mengerti konsekuensinya?

3.  Self-awareness skill

Bagaimana seorang anak bisa mengatur emosinya tanpa menyakiti dirinya dan orang lain, serta tidak menjadi people pleaser? Selain itu, bagaimana tetap sabar dengan segala kemudahan dan kecepatan yang didapat karena kemajuan teknologi saat ini?

4.  Critical thinking

Bisa menganalisa situasi, kritis, tidak mudah percaya pada pendapat orang lain, dan mempunyai pendapatnya sendiri.

5.      Resiliensi

Bisa bangkit lagi jika gagal. Berikan pemahaman kepada anak bahwa kegagalan adalah pengalaman yang berharga untuk bisa belajar dan berusaha lebih baik lagi.

6.  Managing finance

Bisa mengelola keuangannya dengan baik.

Zaman boleh berubah, tetapi kemampuan yang dibutuhkan anak sebagai bekal untuk usia dewasanya, kurang lebih selalu sama. Bekal yang didapat saat kecil pastinya akan membawa manfaat positif untuk usia dewasanya kelak. Semoga bermanfaat.