Kunci Pengendalian Amarah

Anger management atau pengendalian amarah adalah sebuah konsep berumur ribuan tahun yang sering digunakan di dunia psikologi. Pada intinya, konsep ini adalah cara-cara agar manusia dapat mencegah dan mengendalikan perasaan marah, frustasi, histeris, dan perasaan negatif lain yang berhubungan dengan kemarahan. 

Sebelum mengupas lebih dalam, kita harus memahami terlebih dahulu mengapa rasa marah perlu dikendalikan dan apa penyebab manusia sulit melakukannya. Terkadang rasa marah yang berlebihan mengakibatkan tindakan atau ucapan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Pernahkah kita menyakiti orang lain dengan ucapan dan tindakan kita ketika sedang marah? Bahkan, tidak jarang kita menemukan berita bahwa seseorang mampu membunuh keluarga terdekat hanya karena merasa kesal. Semua ini adalah tindakan irasional yang dilakukan ketika seorang manusia sedang dibutakan oleh amarahnya. Sangat penting untuk mengetahui cara mengendalikan amarah agar kita tidak berbuat hal-hal gegabah yang nantinya akan merugikan.

Marah sebenarnya adalah reaksi alami tubuh untuk melindungi kita dari ancaman luar. Apabila otak kita mendeteksi ancaman, seperti ucapan orang lain yang menyinggung, tubuh akan bereaksi dengan memompa hormon adrenalin, yang menyebabkan detak jantung lebih cepat. Akibatnya, kita akan merasa naik darah atau marah. Perasaan marah ditentukan oleh bagaimana otak kita menganggap segala sesuatu yang diterima, apakah hal itu dianggap sebagai ancaman atau bukan. Setelah memahami bahwa perasaan marah hanyalah sebuah reaksi biologis, maka sekarang kita akan membahas 3 kunci untuk mengendalikan rasa marah.

Kunci yang pertama adalah fokus. Coba bayangkan kondisi ini terjadi kepada kita. Ketika sedang menuju kantor, tiba-tiba kendaraan kita mogok. Hari ini kita pasti akan terlambat dan melewatkan sebuah rapat penting di kantor. Udara begitu panas, berpolusi, dan macet di mana-mana. Apakah kita merasa kesal? Besar kemungkinannya iya. Tak lama kemudian, kita menerima telepon dari rumah. Kita mendapat kabar bahwa nama kita terpilih sebagai pemenang trip ke Eropa dalam sebuah acara pengundian. Apakah rasa marah kita berkurang seketika itu juga? Ya, bahkan mungkin kita akan merasa jauh lebih tenang daripada 5 menit yang lalu. Hal ini adalah kekuatan dari fokus manusia. Berfokus pada masalah dan kesulitan, maka kita akan merasa marah dan tegang. Berfokuslah pada apa yang kita miliki dan patut kita syukuri, maka rasa marah kita akan berkurang secara signifikan.

Kunci yang kedua adalah makna. Ketika kita sedang berjalan kaki dan terburu-buru untuk melakukan sebuah urusan, tiba-tiba kita ditabrak oleh orang lain yang berpapasan. Sekejap kita akan merasa kesal dan mungkin dalam hati berkata, “Jalan ngga pakai mata ya?” Lalu saat menoleh ke arah orang itu, kita menyadari bahwa ia adalah orang buta yang menggunakan tongkat untuk meraba jalan. Rasa marah sekejap hilang begitu saja karena makna kejadian itu sudah berubah. Dengan demikian, kita harus membiasakan diri untuk mengambil makna positif dari setiap masalah yang terjadi. 

Kunci yang ketiga adalah tindakan. Hormon adrenalin dan kortisol (hormon stres) akan dihasilkan selama 90 detik pertama setelah terjadi sesuatu yang membuat kita marah. Oleh karena itu, apa yang kita lakukan dalam 90 detik awal ini sangat menentukan apakah kita bisa mengendalikan emosi kita atau sebaliknya. Cobalah terapkan tindakan-tindakan, seperti minum air, tersenyum, menarik napas panjang, atau sekadar diam mengamati dalam 90 detik awal saat  kita merasa akan meledak. Setelah melewati fase ini, intensitas rasa marah akan menurun drastis dan kita dapat menentukan tindakan selanjutnya dengan kepala dingin. 

Pada intinya, rasa marah memang diperlukan untuk menegaskan beberapa hal dalam hidup. Manusia bukanlah robot yang harus terus-menerus menekan rasa marahnya. Emosi manusia itu nyata. Emosi manusia adalah energi yang membuat kita selalu berkembang dan ingin menjadi lebih baik setiap hari. Jangan sampai emosi justru mengendalikan pikiran rasional kita! Analisa perasaan kita sendiri dan manfaatkan perasaan itu untuk meningkatkan kehidupan kita dan sesama!