Pada akhir masa Dinasti Sui, Kaisar Yang adalah seorang kaisar tiran yang menyengsarakan rakyat. Ia senang berperang dan memerintahkan rakyat serta prajurit untuk membangun monumen dan istana besar untuk dirinya. Hal ini menyebabkan terjadinya pemberontakan besar di kalangan masyarakat kecil. Li Yuan, sepupu Kaisar Yang, sangat menyesalkan hal ini. Li Yuan mempunyai empat anak, tiga putra dan satu putri. Salah satu dari anak laki-lakinya bernama Li Shimin.
Li Yuan memangku jabatan penting di pemerintahan Dinasti Sui, tetapi ia tidak berani melakukan pemberontakan terhadap kaisar karena ia khawatir akan nasib keluarganya di ibukota. Melihat kekhawatiran di wajah sang ayah, Li Shimin yang kala itu baru berusia 16 tahun, berkata, “Kaisar Yang merupakan kaisar tiran yang membuat rakyatnya sengsara. Sudah saatnya kita bangkit dan membantu masyarakat yang sedang kesulitan.” Mendengar hal itu, Li Yuan tersentak oleh keberanian putranya dan berpikir keras untuk mengambil langkah yang tepat demi keselamatan keluarganya.
Keesokan harinya, Li Shimin menjelaskan bahwa ia sudah mengkoordinir pasukan untuk membantu pemberontakan yang dilakukan masyarakat di beberapa wilayah sekitar ibu kota Chang An. Li Yuan kemudian mengutus anak buahnya untuk menyebarkan rumor bahwa Kaisar Yang akan kembali berperang ke utara. Hal ini menyebabkan pemberontakan semakin menyebar ke seluruh negeri. Li Yuan juga memerintahkan anak-anaknya untuk siap bertempur jika diperlukan.
Walaupun kondisi negeri sedang kacau balau, Kaisar Yang malah pergi berlibur ke sebuah kota di Timur Tiongkok, ditemani oleh para selir dan pejabat istana. Mendengar hal itu, akhirnya Li Yuan memutuskan untuk melakukan pemberontakan dengan menyerbu ibu kota Chang An sebelum Kaisar Yang kembali.
Berkejaran dengan waktu, Li Yuan memerintahkan anaknya, Li Shimin, untuk memimpin prajurit. Li Shimin memerintahkan semua prajurit agar tidak menyengsarakan rakyat kecil dan merampas harta mereka. Tujuan mereka hanya satu, yaitu masuk ibukota secepat mungkin. Dalam perjalanan, pasukan Li Shimin tidak mendapatkan perlawanan berarti dari pasukan kerajaan. Di samping itu, rakyat yang memberontak di sekitar ibu kota, memutuskan untuk bergabung dengan Li Shimin. Mendekati kota Chang An, Li Shimin membagi dua pasukannya dengan adik perempuannya, Putri Ping Yang, untuk melakukan serangan dua arah menuju ibu kota.
Pada tahun 622, Li Yuan dan keluarganya berhasil menaklukan ibu kota Chang An, mendirikan Dinasti Tang, dan menggantikan Dinasti Sui. Pada saat yang sama, Kaisar Yang diracuni oleh salah satu pejabat istana saat hendak kembali ke ibu kota. Kemudian Li Yuan mengukuhkan diri sebagai Kaisar Gaozu, kaisar pertama Dinasti Tang, Li Shimin sebagai perdana menteri, dan Li Jian Cheng, anak pertama dari Li Yuan sebagai putra mahkota.